RAKYATKU.COM, JAKARTA-- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pemanfaatan teknologi dan inovasi digital untuk memperluas literasi serta inklusi keuangan di kalangan pelajar dan mahasiswa. Dalam rangkaian Hari Indonesia Menabung (HIM) dan Bulan Literasi Keuangan (BLK) 2025, berbagai platform digital dimanfaatkan untuk memperkenalkan budaya menabung dan layanan keuangan secara lebih menarik dan mudah diakses.
Mengusung tema CEMERLANG – Cerdas Menabung untuk Indonesia Emas dan Gemilang, acara yang berlangsung di Jakarta, Jumat (22/8), dihadiri oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku PUJK, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi, serta Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Digitalisasi Menabung Pelajar
Baca Juga : Pasar Obligasi, Derivatif, dan Bursa Karbon Tumbuh Positif, Diminati Investor Domestik
Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Mirza Adityaswara, menekankan pentingnya inovasi dalam menabung di era digital.
“Kalau dulu kita menabung dengan buku tabungan fisik, sekarang pelajar bisa langsung membuka rekening dan menabung melalui aplikasi digital. Ini langkah besar dalam memperluas akses keuangan dan menanamkan literasi sejak dini,” ujarnya.
Program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) kini juga terintegrasi dengan layanan digital perbankan dan fintech, sehingga pelajar dapat membuka rekening secara online, melakukan transaksi non-tunai, dan belajar mengelola keuangan lewat berbagai fitur edukatif di aplikasi.
Baca Juga : Jumlah Investor Pasar Modal Tembus 18,66 Juta, Penggalangan Dana Melesat Capai Rp186,52 Triliun
Literasi Digital Massif
Dalam pelaksanaan BLK 2025, OJK menginisiasi berbagai program berbasis teknologi, seperti Financial Literacy Campaign 2025 melalui media sosial dan platform digital. Sebanyak 4.225 konten literasi keuangan dipublikasikan dan berhasil menjangkau lebih dari 100 juta viewers di seluruh Indonesia.
Selain itu, Financial Literacy Series diselenggarakan di 415 kabupaten/kota dengan 7.293 kegiatan edukasi, banyak di antaranya yang menggunakan metode interaktif digital seperti kuis online, webinar, hingga gamifikasi untuk menarik minat pelajar.
Baca Juga : IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Likuiditas Pasar Modal Kian Menguat
Membangun Generasi Melek Finansial Digital
Kepala Eksekutif Friderica Widyasari Dewi menegaskan bahwa literasi keuangan harus sejalan dengan kemajuan teknologi.
“Generasi muda kita sangat dekat dengan teknologi. Karena itu, pendekatan digital menjadi kunci untuk menjangkau mereka secara efektif. Literasi keuangan harus hadir di platform yang mereka gunakan sehari-hari,” jelasnya.
Baca Juga : Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Terjaga di Tengah Dinamika Global
Pemerintah, industri jasa keuangan, dan lembaga pendidikan juga terus berkolaborasi menciptakan ekosistem digital yang aman dan inklusif, agar generasi muda dapat belajar finansial secara bertahap dan bertanggung jawab.
Menuju Indonesia Emas 2045
Melalui inovasi digital, program HIM dan BLK 2025 bukan hanya menumbuhkan budaya menabung, tetapi juga membekali pelajar dengan keterampilan finansial dan digital yang penting untuk menghadapi masa depan. Upaya ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, membentuk generasi muda yang cerdas finansial, melek digital, dan mandiri ekonomi.