RAKYATKU.COM - Republik Islam Iran dilaporkan memiliki misi untuk membunuh pejabat Amerika Serikat (AS). Hal ini seperti dibeberkan oleh Badan Kontraterorisme Nasional (NCTC)
Misi tersebut diyakini oleh intelijen Amerika untuk membalas kematian Komanan Korps Gara Revolusi Islam Iran (IRGC), Mayor Jenderal Qasem Soleimani.
Dilansir VIVA Militer dari American Military News, laporan tertanggal 16 Juni 2022 dipublikasikan langsung oleh Badan Kontraterorisme Nasional AS, Rabu 13 Juli 2022.
Baca Juga : Iran Berjanji Balas Pembunuhan Ismail Haniyeh oleh Israel
Seorang pejabat intelijen Amerika yang identitasnya dirahasiakan, meyakini jika Iran tidak menempuh berbagai cara demi membalaskan dendam kematian perwira tinggi militer Iran, pentolan satuan elite Pasukan Quds IRGC.
Soleimani tewas dalam serangan pesawat tanpa awak (drone) di Bandara Internsional Baghdad, Irak, 3 Januari 2020.
Kematian Soleimani membuat Iran murka dan sejak Januari 2021 pemerintah Negeri Mullah menyatakan bakal menggelar operasi mematikan di Amerika Serikat.
Baca Juga : Timnas Indonesia Kalah Telak dari Iran, Shin Tae-yong: Pemain Sudah Bekerja Keras
"Rezim Iran melancarkan kampanye multi-jaringan, termasuk ancaman tindakan mematikan, manuver hukum internasional, dan penerbitan surat penangkapan serta sanksi Iran terhadap pejabat AS yang terpilih," bunyi pernyataan Pusat Kontraterorisme Nasional.
"Itu dilakukan untuk membalas kematian Komandan Pasukan Quds IRGC Soleimani, pada Januari 2020. Itu juga meningkatkan ancaman di dalam dan luar negeri atas pandangan Iran yang meminta tanggung jawan atas pembunuhan itu," lanjut pernyataan tersebut.
Salah satu dari tiga target utama pembunuhan Iran diyakini intelijen Amerika adalah Jenderal Kenneth Franklin McKenzie Jr.
Baca Juga : Dibantai Iran, Pemain Timnas Indonesia Akui Dapat Pembelajaran Berharga
Saat serangan drone menewaskan Soleimani terjadi, McKenzie adalah perwira tinggi Angkatan Bersenjata AS (US Armed Forces), yang menduduki jabatan sebagai Komandan Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM).
Iran meyakini jika jenderal bintang empat Korps Marinir Amerika Serikat (US Marine Corps) tersebut adalah sosok yang memberi perintah serangan itu.
"Sejak Januari 2021, Teheran telah secara terbuka menyatakan kesediaan untuk melakukan operasi mematikan di AS," lanjut pernyataan Badan Kontraterorisme Nasional.
Baca Juga : AS Kirim VAMPIRE ke Ukraina
"Dan secara konsisten, mengidentifikasi mantan Presiden Donald Trump, mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, dan mantan Komandan CENTCOM Kenneth McKenzie sebagai salah satu target prioritas untuk pembalasan," kata Badan Kontraterorisme Nasional
Sumber: Viva.co.id