RAKYATKU.COM, TIONGKOK - Rabu, 3 April 2019. Jarum jam menunjukkan pukul 07.16 pagi waktu Tiongkok. Di Sekolah Dasar Wanquan di Yongzhou, Kabupaten Ningyuan, Provinsi Hunan, siswa baru saja tiba, di antar oleh orang tuanya masing-masing.
Tiba-tiba, seorang pria berusia 31 tahun, bermarga Zheng dari Kota Baijiaping, menggenggam pisau dan mengamuk di lingkungan sekolah.
Dia murid ditebas di bagian mematikan. Melihat temannya ambruk bersimbah darah, beberapa murid sempat digores pisau sebelum melarikan diri.
Polisi kemudian membekuk pria itu. Lalu membawanya dengan mobil polisi.
Para siswa yang terluka dilarikan ke rumah sakit dan dirawat karena cedera yang tidak mengancam jiwa, menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh polisi kabupaten Ningyuan.
Rekaman video yang dirilis oleh Beijing Youth Daily menunjukkan, salah satu siswa yang terluka dipindahkan ke ambulans dengan tandu.
Klip lain menunjukkan, orang tua yang khawatir berkerumun di pintu masuk sekolah.
Pihak berwenang sedang melakukan penyelidikan, pernyataan itu menambahkan.
Serangan itu adalah yang terbaru, dalam serangkaian penikaman massal di seluruh negeri yang sering disalahkan pada orang dengan penyakit mental atau dendam terhadap individu atau masyarakat.
Senjata api dikendalikan dengan ketat di Tiongkok, dengan kepemilikan pribadi ilegal, sementara pisau kebanyakan tidak diatur.
Dalam sebuah kasus baru-baru ini pada Februari, seorang pria berusia 33 tahun menyerang penumpang pagi hari dengan pisau di provinsi Jiangsu, melukai 11 orang termasuk pelajar dan petugas polisi.
Pada Desember, seorang penyerang dengan pisau yang mencoba membajak sebuah bus, menewaskan delapan orang dan melukai 22 lainnya di Longyan, provinsi Fujian.
Pada September, seorang pria dieksekusi karena membunuh sembilan siswa dan melukai 11 lainnya dalam serangan pisau di sebuah sekolah menengah di provinsi Shaanxi.
Lelaki itu berkata bahwa dia telah membawa pisau ke bekas sekolahnya, untuk melampiaskan frustrasi dan kemarahan atas ketidakberuntungannya dalam kehidupan dan intimidasi yang dia alami ketika bersekolah.
Bahan peledak buatan sendiri dan cairan yang mudah terbakar juga telah digunakan dalam serangan massal.