RAKYATKU.COM, IRAK - Yago Riedijk (27), suami pengantin ISIS Inggris, Shamima Begum, memuji istrinya, yang dinikahinya pada usia 15 tahun. Menggambarkannya muda dan polos, dan sangat mudah untuk dicintai.
Teroris asal Belanda yang saat ini mendekam di penjara Kurdi, mengatakan, mantan siswi sekolah Bethnal Green, Begum yang kini berusia 19 tahun, adalah istri yang sempurna.
Dia juga berbagi kesedihannya dengan kematian putranya Jerah, yang meninggal karena infeksi paru-paru pada awal Maret, pada usia tiga minggu.
Jerah adalah anak ketiga pejuang ISIS dengan Begum, dengan ketiganya meninggal sebelum waktunya.
Bayi itu meninggal setelah Menteri Dalam Negeri Inggris Sajid Javid, menolak untuk mengizinkan Begum ke negara itu, dan mencabut kewarganegaraannya.
Riedijk berbagi kesedihannya pada kematian, sebelum mengatakan, bahwa istrinya akan patah hati dan sendirian.
Dia menambahkan, dia mengetahui tentang kematian Jerah ketika dia diberitahu oleh seorang jurnalis, beberapa hari setelah itu terjadi.
Dia ditahan di pusat penahanan Kurdi di timur laut Suriah, dan menghadapi enam tahun penjara, jika dia kembali ke rumah.
Pejuang ISIS berbicara tentang cintanya kepada istrinya dalam sebuah wawancara dengan The Times.
“Kami dekat sangat cepat. Istri yang sempurna. Dia sangat muda dan polos. Sangat mudah bagi saya untuk mencintainya," ungkapnya.
Dia menikahi Begum hanya 10 hari, setelah bertemu dengannya di wilayah ISIS, dan kukuh pada keputusannya menikah meskipun Begum masih berusia 15 tahun waktu itu, dan Riedijk 23 tahun.
Riedijk juga menolak klaim, bahwa istrinya memiliki peran yang lebih dalam di organisasi ISIS. "Dia hanya seorang ibu rumah tangga biasa," ujarnya.
Tak lama setelah pernikahan mereka, dia ditangkap dan dipenjara oleh ISIS di Raqqa selama tujuh bulan.
Dipenjara dengan tuduhan mata-mata, dia disiksa dan diinterogasi selama penahanannya, dengan istrinya mengklaim bahwa hal itu memicu hilangnya kepercayaannya pada kekhalifahan Islam.
Dalam wawancaranya, Riedjik, yang berasal dari Arnhem di Belanda awalnya, mengklaim bahwa ia dan istrinya adalah korban naif ISIS dan berulang kali menyerukan pengampunan bagi keduanya.
Riedjik, yang memiliki nama ISIS Abu Sarayah, menambahkan, ia dan istrinya sangat mencintai anak-anak mereka, dan bahwa kematian mereka memiliki dampak besar pada Begum.
Begum (19), melahirkan anak ketiga Jerah di sebuah kamp pengungsi bulan lalu, setelah kehilangan dua anaknya yang lain karena sakit dan kekurangan gizi.
Mereka juga menderita masalah pernapasan.
Riedjik sebelumnya mengikuti berita utama tentang istrinya di TV di selnya, yang ia bagikan dengan 20 tahanan ISIS lainnya.
Riedjik melakukan perjalanan ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS pada Oktober 2014, setelah masuk Islam ketika dia jatuh cinta dengan seorang gadis Muslim di sekolahnya, saat dia masih remaja.
Media lokal di Arnhem mengatakan, ia dibesarkan dalam keluarga kelas menengah sebelum masuk Islam dan berangkat ke Suriah pada Oktober 2014 untuk bergabung dengan ISIS.
Riedijk mengklaim bahwa ia segera mulai meragukan, apakah ia telah membuat keputusan yang tepat, sebelum terluka oleh serangan udara.
Saat ia baru pulih dari cedera ini, ia bertemu Begum yang berusia 15 tahun, yang diperkenalkan oleh seorang teman.
Mereka menikah tetapi dia segera ditangkap karena dicurigai bekerja untuk intelijen Belanda.
Dia mengatakan dia disiksa dan dijatuhi hukuman mati sebelum akhirnya dibebaskan.
Setelah ini, katanya, dia dan istrinya mulai meragukan kebenaran ISIS.
Dia mengaku tidak pernah berperang sebagai tentara untuk kelompok itu lagi, alih-alih bekerja sebagai penjaga dan tenaga medis.
Setelah penahanannya, dia akhirnya bergabung dengan unit ISIS Arab, meskipun dia bersikeras dia tidak melakukan pertempuran.
Riedijk sebelumnya mengatakan bahwa dia sekarang menyadari bahwa dia dan istrinya 'pasti' melakukan 'kesalahan' dalam bergabung dengan kelompok teror biadab.
Dia sebelumnya dituduh oleh media Belanda memiliki koneksi dengan plot ISIS yang gagal untuk menargetkan stadion Arnhem. Namun, Riedijk membantahnya.