Kamis, 24 Desember 2020 21:03

Remaja Meninggal Kena Covid-19, Kalimat Terakhir kepada Ibu Bikin Haru

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Enam hari usai mengeluhkan gejala Covid-19, ia meninggal dunia saat kadar oksigen di dalam darahnya terus menurun.

RAKYATKU.COM - Remaja berusia 13 tahun meninggal karena Covid-19 usai sempat mengatakan pesan-pesan terakhir kepada sang ibu. Ia tak yakin akan kuat melawan Covid-19.

"Aku akan meninggal, Ma," begitu kata Peyton Baumgarth, remaja asal Inggris kepada ibunya, dikutip Daily Star, Kamis (24/12/2020).

Enam hari usai mengeluhkan gejala Covid-19, ia meninggal dunia saat kadar oksigen di dalam darahnya terus menurun.

Baca Juga : Peluru Depleted Uranium Sudah Ada di Ukraina, Rusia Kutuk Keputusan Inggris

Peyton sebelumnya hanya mengeluhkan gejala seperti kelelahan, ia tak mengalami batuk atau sesak napas di awal infeksi.

Satu tanda yang mulanya disadari Peyton dan ibu adalah kuku jari tangan dan kaki Peyton membiru.

Ia langsung dibawa ke rumah sakit, dan sesampainya di sana kadar oksigen Peyton di bawah normal.

Baca Juga : Pangeran Harry Akan Hadiri Penobatan Raja, Meghan Tetap di California

"Kondisinya memburuk pada Halloween dan dia mengalami pendarahan," lapor The Sun.

Kadar oksigen Peyton disebutkan hanya 44 persen dari kadar oksigen normal yang seharusnya.

Kondisi ini juga disebut happy hypoxia, terjadi saat kadar oksigen di dalam tubuh rendah tanpa mengalami gejala sesak napas, sewaktu-waktu bisa memicu kondisi fatal.

Baca Juga : PM Inggris: China Menimbulkan Tantangan yang Menentukan Zaman Bagi Tatanan Dunia

Para tenaga medis yang kala itu merawat Peyton, sekuat tenaga berusaha menyelamatkan nyawa remaja ini dengan melakukan CPR.

Namun, sayangnya, kata-kata terakhir sang ibu, yang mencoba menguatkan Peyton adalah momen terakhir dirinya dengan sang anak sebelum meninggal dunia.

"Kamu akan baik-baik saja Peyton, kamu tak akan meninggal," ucap sang ibu.

Baca Juga : Prancis Unggul 1-0 Dari Inggris di Babak Pertama

"Dia mengatakan kepadaku bahwa dia mencintaiku dan itu adalah kata-kata terakhir yang kudengar darinya," kenang sang ibu, Stephanie Franek,.

Lima pekan usai Peyton meninggal dunia, saudara perempuannya juga meninggal akibat Covid-19.

Sang ibu juga dinyatakan positif, tetapi hanya mengeluhkan gejala ringan. Peyton saat terinfeksi sempat tak bisa bicara beberapa hari.

Baca Juga : Inggris Bantai Senegal 3-0 Tanpa Balas, Lolos Perempat Final Lawan Prancis

Peyton juga memiliki penyakit tiroid dan asma, tetapi ibunya kala itu tak menganggap kondisi tersebut sebagai sebuah risiko saat terpapar corona.

Kejadian tragis sempat terjadi ketika ahli bedah mencoba mengganti tabung di leher Peyton sebagai alat bantu napas, seketika darah telah mengumpul di dadanya dan menyembur ke dinding tempat Peyton dirawat. Lima belas menit berselang, Peyton meninggal.

#Covid-19 #Inggris