Senin, 29 Juni 2020 19:33

Tes Terbang Pakai Joki, 30% Pilot di Negara Ini Kantongi Izin Palsu

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi (Joe Raedle/Getty Images/AFP)
Ilustrasi (Joe Raedle/Getty Images/AFP)

Menteri Penerbangan Pakistan, Ghulam Sarwar Khan, mengungkap temuan mengejutkan seputar dunia penerbangan sipil di negaranya. Dia melaporkan 30 persen dari seluruh pilot Pakistan terbang dengan menggu

RAKYATKU.COM - Menteri Penerbangan Pakistan, Ghulam Sarwar Khan, mengungkap temuan mengejutkan seputar dunia penerbangan sipil di negaranya. Dia melaporkan 30 persen dari seluruh pilot Pakistan terbang dengan menggunakan izin palsu.

Dia mengatakan 262 pilot terbukti tak pernah mengikuti ujian. Untuk mendapatkan izin terbang, mereka cukup membayar joki.

"Mereka tak punya pengalaman terbang," ujar Ghulam.

Berdasarkan data yang dimiliki Ghulam, sebanyak 860 pilot aktif bekerja di sejumlah maskapai dan melayani rute domestik. Termasuk pula di Pakistan International Airlines yang merupakan maskapai pelat merah juga di perusahaan jasa penerbangan lainnya.

Menanggapi hal itu, PIA menyatakan akan segera menggelar evaluasi. Juga segera memberhentikan para pilotnya yang telah terbukti memiliki izin terbang palsu.

"PIA mengakui izin palsu bukan hanya masalah PIA tapi di semua industri maskapai seluruh Pakistan," kata Juru Bicara PIA, Abdullah Khan dikutip dari dream.co.id.

Hasil investigasi awal kejatuhan pesawat PIA dengan kode PK 8303 diungkap ke publik. Laporan tersebut menyatakan pesawat jatuh saat penerbangan dari Lahore menuju Karachi dan menewaskan 97 orang.

Ghulam sendiri tidak menjelaskan apakah dua pilot yang menerbangkan pesawat tersebut memegang izin palsu.

Dalam laporan investigasi terkuak fakta pilot sedang mengobrol mengenai virus corona. Beberapa kali pilot mengabaikan peringatan dari ATC sebelum akhirnya pesawat jatuh ke pemukiman padat di dekat bandara Karachi.

"Pilotnya mendiskusikan corona selama penerbangan. Mereka tidak fokus. Mereka membicarakan virus corona dan bagaimana keluarga mereka terdampak," kata Ghulam.

Dia menjelaskan pilot sempat diingatkan oleh petugas ATC pesawat mereka terbang terlalu tinggi dan tidak seharusnya mencoba mendarat. Tetapi, si kapten tidak memperhatikan peringatan tersebut.

Pilot kemudian berusaha mendarat tanpa menurunkan roda pesawat. Mesin pesawat sampai menyentuh permukaan landasan, timbul percikan dan kerusakan tidak dapat diperbaiki.

Pilot sempat berusaha menarik pesawat kembali ke udara, tetapi kondisi mesin yang rusak parah membuatnya gagal. Pesawat akhirnya jatuh.