Sabtu, 16 November 2019 08:37

Jatuh Cinta Bikin Jerawatan, Benarkah?

Ibnu Kasir Amahoru
Konten Redaksi Rakyatku.Com
ILustrasi.
ILustrasi.

Ada banyak sekali mitos seputar jatuh cinta yang mungkin pernah Anda dengar. Salah satu mitos yang kerap muncul yaitu jatuh cinta bikin jerawatan.

RAKYATKU.COM - Ada banyak sekali mitos seputar jatuh cinta yang mungkin pernah Anda dengar. Salah satu mitos yang kerap muncul yaitu jatuh cinta bikin jerawatan. 

Selain perasaan yang dibikin campur aduk, tubuh juga mengalami banyak perubahan saat kita sedang jatuh cinta. Termasuk salah satunya hormon.

Menurut sebuah penelitian dalam jurnal Psychoneuroendocrinology, kadar hormon kortisol dalam tubuh orang yang baru jatuh cinta cenderung lebih tinggi ketimbangyang tidak sedang kasmaran.

Kortisol adalah hormon yang bertanggung jawab memicu reaksi stres. Maka, adanya peningkatan hormon kortisol menjadi penanda bahwa tubuh mengalami stres yang mungkin tidak Anda sadari. Stres itu sendiri merupakan salah satu pemicu munculnya jerawat, karena kadar hormon kortisol yang terlalu tinggi dapat memicu peradangan pada kulit.

Namun, stres saat jatuh cinta biasanya tidak berlangsung lama. Stres yang muncul cenderung ringan dan berlangsung sementara, sehingga tidak akan sampai memicu peradangan.

Stres yang Anda rasakan karena si dia mungkin tidak kunjung membalas chat akan segera tergantikan dengan perasaan bahagia bukan kepalang begitu ada notifikasi baru muncul di layar ponsel. Perasaan bahagia ini dipicu oleh produksi hormon bahagia dopamin yang dilepaskan otak saat membaca nama si dia di ponsel.

Ketika tubuh dibaniri hormon bahagia, tidak ada alasan bagi tubuh untuk melepaskan hormon stres yang memicu peradangan. Oleh karena itu, jatuh cinta tidak selalu pasti bikin jerawatan. Tubuh justru sedang sibuk-sibuknya memproduksi hormon bahagia selama Anda sedang kasmaran, sehingga kecil kemungkinannya jatuh cinta bikin jerawatan.

Penyebab jerawat yang paling umum

Anggapan bahwa jatuh cinta bikin jerawatan sudah tidak perlu lagi Anda percaya. Meski begitu, fenomena ini memang lebih sering ditemui di kalangan remaja. Kenapa?

Sekali lagi, bukan proses jatuh cinta itu sendiri yang bikin jerawatan. Melainkan perubahan hormon tubuh yang dialami oleh remaja di masa pubernya. Pubertas adalah fase di mana perubahan hormon sedang sangat tidak stabil untuk mempersiapkan tubuh remaja menjadi dewasa. Di masa ini, jerawat memang rentan tumbuh subur – terlepas anda sedang jatuh cinta atau tidak.

Di luar pubertas, dilansir Hellosehat, ada banyak juga hal lain yang lebih umum memicu jerawat yaitu:

1. Pori-pori yang tersumbat

Pori-pori kulit yang tersumbat jadi penyebab utama munculnya jerawat. Pori-pori biasanya tersumbat ketika kelenjar minyak menghasilkan terlalu banyak sebum atau minyak di dalam pori.

Akibatnya, sel-sel kulit yang baru akan terus tumbuh. Sayangnya, sel kulit mati biasanya tidak rontok dan cenderung menempel. Sel kulit mati yang menempel di pori inilah yang kemudian menyumbat dan menyebabkan jerawat muncul ke permukaan.

2. Infeksi bakteri

Ketika minyak dan sel kulit mati menutup pori, pertumbuhan bakteri penyebab jerawat seperti Propionibacterium acnes (P. acnes) akan semakin subur.

Bakteri ini sebenarnya tidak berbahaya, tetapi bisa berkembang biak lebih cepat dan memicu masalah. Bakteri yang tumbuh ini kemudian memakan sebum dan memicu respons imun yang menyebabkan peradangan berbentuk jerawat.