Minggu, 06 Oktober 2019 21:31

Polisi Tembak Istri, Sang Anak Berurai Air Mata: Mamak Jangan Pergi

Ibnu Kasir Amahoru
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Foto/Ist.
Foto/Ist.

Pemakaman jenazah sepasang suami istri yakni Aiptu Pariadi dan istrinya, Fitri Andayani, diiringi isak tangis. 

RAKYATKU.COM - Pemakaman jenazah sepasang suami istri yakni Aiptu Pariadi dan istrinya, Fitri Andayani, diiringi isak tangis. 

Keduanya wafat dengan cara yang tragis, sang suami Pariadi menembak istrinya hingga tewas. Setelah itu, Pariadi bunuh diri dengan cara menembakkan pistol ke kepalanya sendiri.

Peristiwa naas itu terjadi di kediamannya yang berada di Dusun VI, Desa Lidah Tanah, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sabtu (5/10). 

Setelah menjalani proses autopsi di RS Sulaiman, jenazah dibawa ke rumah duka siang tadi. Suasana haru hingga sesak tangis seketika pecah saat menyambut jenazah turun dari mobil ambulans. 

Terlebih yang dirasakan ketiga anak mereka yakni Selfi (9) Faisal (16) dan Yudha (24). Di antara ketiganya, Selfi yang terlihat begitu terpukul. 

Selfi terus berteriak meminta mamanya kembali hidup. "Mamak, mamak," ucap Selfi, sambil memeluk jasad Fitri.

Jenazah Pariadi dan Fitri disalatkan di Masjid Nurul Ikhwan yang berada sekitar 50 meter dari rumahnya, usai disalatkan jenazah dimakamkan di Pemakaman Umum Naga Kisar.

Namun saat hendak di bawa ke liang lahat, lagi lagi Selfi berlari dan mencoba memeluk tubuh ibunya yang sudah tak bernyawa di dalam keranda.

"Mamak jangan pergi," ujar perempuan berusia sembilan tahun itu berurai air mata. Para jiran berusaha tegar menenangkan Selfi.

Kapolres Serge Juliaman yang hadir di lokasi, turut merasa kehilangan dengan kepergian Pariadi. Selama ini sosoknya dikenal baik dan loyal dalam bekerja.

"Sosok beliau selalu menjadi tauladan bagi setiap anggotanya. Pendapat itu selalu saya temukan saat saya bertanya kepada orang yang mengenalnya. Dia merupakan sosok tauladan, kita semua merasa kehilangan," ungkap Juliaman.