RAKYATKU.COM, MALAYSIA - Minggu, 23 Juni 2019. Keluarga asal Arab, Husain Musaad Alawfi (51), istri dan anak-anaknya, sedang berlibur di sebuah resor di Langkawi, Malaysia.
Hari itu, Husain sedang duduk di Pantai Cenang, bersama istrinya. Sementara kedua putranya, Abdul Rahman (13), dan Yasir Hussain (21), sedang mandi di laut.
Tiba-tiba, gelombang pasang datang entah dari mana lalu menyedot kedua bocah lelaki lebih jauh ke laut.
Melihat hal itu, Husain spontan melompat ke air untuk menyelamatkan kedua anaknya.
Seluruh adegan ini disaksikan oleh seorang mantan ahli biologi kelautan berusia 60 tahun dan sopir penyelamat terlatih, Ung Eng Huan, yang kebetulan berada di pantai yang sama untuk pemotretan dengan seorang model.
Ketika dia mendengar teriakan minta tolong dalam bahasa Arab, Ung segera membuka kaus dan kacamatanya, lalu berlari ke sumber suara.
"Anak-anak itu berada di dalam zona aman, yang berjarak sekitar 20 meter dari pantai, dan tidak tampak seperti menempatkan diri mereka dalam bahaya," kata Ung.
"Aku tahu aku harus membantu keluarga jadi aku melepas kaus dan kacamata dan melompat juga ... Pada saat itu arus pasang surut telah menyeret ketiganya sekitar 40 m dari pantai," tambah Ung.
Ung, yang memiliki lebih dari 500 pengalaman penyelaman, mengatakan, bahwa laut pada saat itu sangat berbahaya dengan ombak besar menghantam mereka.
Dia mengatakan bahwa dia harus mengerahkan semua kekuatannya untuk berenang menuju ayah dan anak yang malang itu.
“Saya berhasil menjangkau ayah dan anak yang berpegangan pada kayu kecil untuk tetap bertahan. Mereka dalam kesulitan dan menangis dalam bahasa Arab satu sama lain. Anak laki-laki yang lain (Yasir) tidak terlihat,” katanya.
Setelah banyak perjuangan dan dihempaskan oleh air, Husain akhirnya berbicara dengan Ung dalam bahasa Inggris dan memintanya untuk menyelamatkan putranya, Abdul Rahman.
“Tolong selamatkan putraku," ujar Husain kepada Ung.
Sebagai penyelam penyelamat terlatih, Ung tahu dia hanya bisa fokus pada menyelamatkan satu orang, karena jika dua orang, dalam kepanikan total terlalu berbahaya bagi semua.
Ung lalu meraih bocah itu dari papan kayu dan berenang ke arah bebatuan.
Ung mengisahkan, dia hanya bisa melihat Husain hanyut terseret arus air yang liar, ketika Ung membawa putra Husain ke tempat yang aman.
"Saya tidak bisa berenang kembali, karena laut sangat kasar dan saya menentang arus," kata Ung, menambahkan bahwa ada beberapa luka di kedua tangan dan kakinya.
"Aku meninggalkan papan untuk sang ayah, berharap dia bisa bertahan di sana," tambahnya.
"Kata-kata terakhirnya adalah tolong selamatkan putraku," katanya.
Meski tubuhnya tak terlihat, namun Husain kata Ung, sempat meneriakkan kalimat penyemangat untuk putranya dalam bahasa Arab.
Putranya terus menangis sambil memanggil nama ayahnya. Ung mencoba menenangkannya.
Beberapa saat kemudian, pasukan penyelamat tiba dan membawa mereka kembali ke pantai dengan perahu karet.
Mereka kemudian diberi tahu bahwa kakak laki-laki bocah itu juga diselamatkan. Sayangnya, Husain tidak ditemukan.
Setelah tiga jam pencarian, Husain akhirnya ditemukan sudah menjadi mayat. Dia dibawa ke pantai sekitar pukul 3 sore.
Pada hari Senin, 24 Juni 2019, keluarga korban meninggalkan Malaysia. Sementara itu, kedutaan Arab Saudi telah membuat persiapan untuk mengangkut jenazah Husain kembali ke negara asalnya.
Sangat disayangkan terjadi pada keluarga ini yang hanya ingin memiliki liburan yang menyenangkan di Langkawi. Semoga mereka dapat pulih dengan baik dari tragedi ini, dan bahwa kecelakaan seperti ini tidak akan terjadi pada orang lain di masa depan.
Juga, RIP untuk ayah yang penuh kasih yang telah mengutamakan putranya.