RAKYATKU.COM, NEW YORK - Bertempat di Pesantren Nusantara Madani yang didirikan oleh Imam Shamsi Ali, Muhammadiyah Cabang Istimewa Amerika Serikat, menggelar musyawarah pimpinan, Selasa, 25 Juni 2019.
Shamsi Ali adalah salah satu kader Muhammadiyah yang menjadi tokoh agama berpengaruh di Amerika Serikat.
Muscab digabungkan dengan acara open house Pesantren, yang khusus diadakan oleh Imam Shamsi untuk masyarakat yang tinggal di sekitar pesantren.
Muscab tersebut dihadiri oleh warga Muhammadiyah dari berbagai negara bagian di Amerika Serikat. Di antaranya, California, Arizona, Minnesota, Florida, Washington DC, New York, dan Connecticut.
Muscab secara remis dibuka oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Amerika Serikat, Ibu Popy Rufaidah, MBA., PhD., yang juga warga Muhammadiyah.
Selain mendengarkan laporan dari pengurus lama, Muscab juga berhasil menyusun formatur dan garis besar program kerja untuk periode selanjutnya.
Periode kepengurusan lama diperpanjang sampai terpilihnya pengurus periode selanjutnya oleh tim formatur.
Di antara program kerja yang akan dijalankan periode selanjutnya adalah, menyusun buku pemikiran untuk menyongsong muktamar Muhammadiyah 2020, mengadakan kajian online untuk pembinaan keislaman dan memperkaya wawasan warga Muhammadiyah, dan menginisiasi berdirinya satu amal usaha Muhammadiyah, dan mengadakan konferensi PCIM se-dunia.
Muscab mendiskusikan beberapa hal terkait dengan isu-isu keislaman yang dihadapi umat Islam di Amerika Serikat secara khusus, dan di tingkat global secara umum.
Isu tersebut antara lain, Islamophoba, internasionalisasi dakwah Islam berkemajuan, peningkatan kualitas pendidikan di tanah air, dan penguatan nilai keislaman di era revolusi teknologi 4.0.
Imam Shamsi Ali pada kesempatan tersebut menjelaskan, Islamophobia adalah fenomena mengkhawatirkan yang menjadi gejala, yang terus meningkat di Amerika Serikat dan dunia Barat.
Islamophobia kata dia, bahkan sudah menjadi industri tersendiri yang bersifat sistematis dan didukung oleh pendanaan yang sangat kuat dan media-media internasional.
Pada saat pemilu, islamophobia juga menjadi komoditas politik.
Dia menambahkan, meningkatnya Islamophobia ini harus menjadi perhatian serius bagi umat Islam, bukan hanya yang tinggal di negara Barat, tetapi di seluruh dunia.
Wacana dan representasi Islam yang dibuat oleh media Barat kata dia, akan berdampak bagi umat Islam di manapun.
Muscab merekomendasikan kepada umat Islam secara umum, dan warga Muhammadiyah secara khusus untuk memiliki kesadaran akan fenomena ini.
Kesadaran tersebut perlu diiringi dengan gerakan ril untuk melawan Islamophobia.
"Umat Islam juga perlu berhati-hati agar jangan sampai mereka sendiri justru mengamplifikasi wacana-wacana yang mendiskreditkan Islam," tambahnya.
Muscab juga merekomendasikan agar warga Muhammadiyah secara khusus dan umat Islam secara umum, pro aktif dan percaya diri bergaul dengan umat Islam dan warga dunia lainnya, untuk menunjukkan identitas dan kekhasan corak keislaman Muhammadiyah yang berkemajuan.
Muhammadiyah lanjut dia, juga perlu berpastisipasi aktif dalam dakwah Islam di tingkat global.
Muscab juga menyoroti fenomena rendahnya kualitas pendidikan, yang berdampak pada rendahnya kreativitas dan daya produksi umat Islam di Indonesia.
Akibatnya, umat Islam dan bangsa Indonesia hanya cenderung menjadi konsumen dari produk bangsa lain.
Untuk itu, Muhammadiyah Amerika Serikat lanjut putra asal Bulukumba, Sulawesi Selatan ini, mendorong agar lembaga pendidikan di Indonesia secara umum dan amal usaha pendidikan Muhammadiyah secara khusus, mengorientasikan dirinya untuk melahirkan dan mencetak warga bangsa yang kritis, kreatif, dan produktif.
Di sisi lain, Muscab juga menyoroti dampak modernitas dan revolusi teknologi kontemporer. Modernitas kata dia, selain membawa dampak positif, juga membawa ekses negatif bahkan destruktif terhadap nilai-nilai moral dan keislaman.
Untuk itu, Muhammadiyah Amerika Serikat juga merekomendasikan agar warga Muhammadiyah terus memperkuat internalisasi nilai-nilai keislaman dalam seluruh aspek kehidupan.
Muscab secara khusus merekomendasikan agar persyarikatan Muhammadiyah memiliki perhatian pada usaha untuk memperkuat hafalan, penghayatan, dan pengalaman alquran bagi peserta didik di lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah.