Senin, 24 Juni 2019 12:53

Dua Keponakan Mendikbud Tak Lolos PPDB Sistem Zonasi

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Si kembar, Al Uyuna Galuh Cintania dan Al Uyuna Galuh Cantika, tidak lolos PPDB sistem zonasi di Sidoarjo.
Si kembar, Al Uyuna Galuh Cintania dan Al Uyuna Galuh Cantika, tidak lolos PPDB sistem zonasi di Sidoarjo.

Dua keponakan kembar Mendikbud, Muhadjir Effendy, tidak lolos dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sistem zonasi di Sidoarjo. Mereka adalah Al Uyuna Galuh Cintania dan Al Uyuna Galuh Cantika.

RAKYATKU.COM, SIDOARJO - Dua keponakan kembar Mendikbud, Muhadjir Effendy, tidak lolos dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sistem zonasi di Sidoarjo. Mereka adalah Al Uyuna Galuh Cintania dan Al Uyuna Galuh Cantika.

Dilansir dari Detik, Cintania mendaftar melalui jalur prestasi (japres) non akademik. Yakni dengan modal medali emas Kejurnas Pencak Silat dan medali perak lomba robot tingkat nasional. 

Sementara Cantika bermodal medali emas lomba story telling tingkat nasional dan medali perak lomba film indie tingkat nasional.

Keduanya lulusan SMP Muhammadiyah I Sidoarjo. Dalam sistem zonasi lalu, mereka mendaftarkan di SMA I Negeri Sidoarjo. Namun keduanya gagal masuk SMA yang diidam-idamkan itu.

"Anak kami si kembar ini mendaftarkan PPDB sistem zonasi melalui japres non akademik. Namun keduanya gagal masuk SMA Negeri I Sidoarjo," kata sang ayah, Anwar Hudijono kepada wartawan di rumahnya, Senin (24/6/2019).

Hudijono membenarkan kalau si kembar adalah keponakan Mendikbud. Hudijono adik kandung Muhadjir Effendy. Ia merupakan anak kedelapan dari sembilan bersaudara, pasangan Soeroya dan Sri Subita.

Meski demikian, selaku wali murid pihaknya mengaku legowo. Itu merupakan keputusan yang terbaik dari pihak panitia PPDB di Sidoarjo.

"Kami Sekeluarga tidak mempersalahkan keputusan tersebut, kami sekeluarga sudah legowo. Apalagi si kembar sudah enjoy masuk di SMAMDA II Sidoarjo," tutur Hudijono.

Hudijono tinggal di Perum Pondok Jati Blok AK 13 Kecamatan Kota Sidoarjo. Menurutnya, rumahnya dengan SMA Negeri I Sidoarjo berjarak sekitar 2,4 kilometer. 

Si kembar memilih SMA Negeri I Sidoarjo mengikuti jejak kakaknya.

"Sebenarnya memang banyak teman-teman yang menanyakan, kenapa tidak bisa masuk di SMA Negeri I Sidoarjo. Padahal memiliki prestasi di tingkat nasional. Tapi kami yakin itu keputusan terbaik dari panitia PPDB Sidoarjo," pungkasnya.