RAKYATKU.COM, SRI LANKA - Rabu, 24 April 2019, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengungkap data terbaru. Ada total sembilan penyerang yang diamankan.
Termasuk di antaranya, seorang istri dari satu pembom bunuh diri, yang meledakkan dirinya ketika polisi menggerebek rumahnya. Delapan dari mereka telah diidentifikasi.
Dia mengatakan, kelompok itu dulunya adalah bagian dari National Thowheed Jamath (NTJ), yang sebelumnya telah disalahkan atas kekejaman itu, tetapi terpecah karena pandangan mereka menjadi lebih ekstrem.
Wijewardene menggambarkan, para pembom sebagai pria kelas menengah ke atas yang keluarganya stabil secara finansial, dan mengatakan banyak dari mereka yang memiliki gelar.
"Beberapa dari mereka telah belajar di luar negeri, dengan setidaknya satu memperoleh gelar sarjana di Inggris sebelum pergi ke Australia untuk studi pasca sarjana, kemudian menetap di Sri Lanka," katanya.
Kelompok itu dipersatukan dalam keyakinan mereka, bahwa Islam harus menjadi satu-satunya agama di Sri Lanka, dan itulah yang memotivasi serangan mereka pada hari Minggu.
Dia juga membenarkan, bahwa pemimpin sel teror itu ada di antara yang tewas, setelah meledakkan dirinya di hotel Shangri-La. Namun, dia menolak menyebutkan nama pria itu.
Pemimpin kelompok itu sebelumnya telah dinamai oleh Perdana Menteri negara itu, sebagai Moulvi Zahran Hashim, dan pengkhotbah ekstremis yang dikenal dengan dinas keamanan untuk pidato yang ia berikan secara online, menyerukan semua non-Muslim untuk diberantas.
Wijewardene juga mengkonfirmasi, bahwa ledakan di sebuah bioskop di Kolombo hari ini adalah ledakan yang dikendalikan oleh polisi.
Dia mengatakan, petugas telah mendekati sepeda motor yang mencurigakan di luar bioskop, dan mencoba untuk membuka kompartemen penyimpanannya, tetapi ketika tutupnya macet, mereka memutuskan untuk meledakkannya.