Sabtu, 23 Januari 2021 16:02

Berkaca ke Kasus Bupati Sleman, Pakar: Vaksin Tidak Buat Kebal COVID-19 Seketika

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Masyarakat harus memahami bahwa vaksin perlu waktu untuk memberi dampak.

RAKYATKU.COM - Bupati Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Purnomo, mengumumkan bahwa dirinya positif terinfeksi COVID-19 pada Kamis (21/1/2021) sore.

Dalam pernyataannya, Sri Purnomo mengatakan pada Selasa 19 Januari 2021 malam, dia sempat mengalami batuk, dan suhu badannya terukur 37,6 derajat celsius .

“Rabu 20 Januari 2021 saya menjalani tes swab antigen yang mana hasilnya dinyatakan positif. Kemudian dilanjutkan dengan tes swab PCR, dimana hasil yang saya terima pagi ini dinyatakan positif,” kata Sri Purnomo.

Baca Juga : PPKM Dicabut, Dinkes Sulsel Minta Masyarakat Tetap Vaksinasi Covid-19

Yang menarik, Sri Purnomo adalah orang pertama di Kabupaten Sleman yang menerima suntikan vaksin Sinovac. Dia dan sejumlah tokoh lokal lain, menerima suntikan itu pada Kamis (14/1/2021).

Sejauh ini, kondisi Sri Purnomo dinilai sehat dan tidak menunjukkan gejala sakit. Rontgen thorax dan CT Scan thorax yang dilakukan Kamis siang, menunjukkan hasil yang bagus dan paru-parunya bersih.

“Saya saat ini sedang menjalankan isolasi mandiri di rumah dinas, dan tidak di rumah sakit dikarenakan kondisi badan saya tidak menunjukkan gejala apapun,” tambahnya.

Baca Juga : Presiden Jokowi Vaksinasi Booster Pakai IndoVac, Menkes Budi: Sangat Ampuh

Kasus positif COVID-19 yang dialami Bupati Sleman ini, menurut dr Gunadi, SpBA, PhD menjadi bukti sejumlah kondisi terkait vaksin.

Gunadi adalah Ketua Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Menurut Gunadi, masyarakat harus memahami bahwa vaksin perlu waktu untuk memberi dampak. “Vaksin itu bisa berfungsi membentuk sistem imun kita itu butuh waktu, bukan dalam waktu singkat. Secara umum itu dikatakan kira kira sepuluh hari sampai dua minggu, baru terbentuk imun terhadap infeksi Covid-19 setelah vaksinasi,” bebernya.

Baca Juga : Pakai IndoVac, Presiden Jokowi Resmi Vaksin Covid-19 Dosis Keempat

Karena itulah, lanjut Gunadi, bisa diterima logika jika Bupati Sleman positif COVID-19 sepekan setelah menerima vaksin. Meski tidak bisa diketahui dengan jelas, kapan virus itu menginfeksi, apakah sebelum atau sesudah dia menerima vaksin.

Faktor kedua, dalam kasus vaksin Sinovac penerima akan menjalani dua kali penyuntikan dengan jeda waktu 14 hari.

“Kan, dia baru dosis pertama, belum dosis kedua. Tingkat imunnya lebih tinggi lagi pada dosis kedua. Artinya, bukan begitu divaksin jadi kebal. Masyarakat perlu diedukasi mengenai hal ini,” ujarnya.

Baca Juga : Pandemi Covid-19 Belum Berakhir, Ahli Epidemiologi Imbau Masyarakat Lengkapi Vaksinasi

Pengakuan Sri Purnomo yang mengatakan sejauh ini kondisinya baik-baik saja, menurut Gunadi juga membuktikan fungsi vaksin yang membantu meringankan gejala. Dia menekankan, tidak ada vaksin yang 100 persen bisa melindungi, namun kebanyakan mampu menekan dampak serangan yang diterima bagi tubuh.

Gunadi memberi contoh, vaksin TB yang diberikan kepada seseorang tidak serta merta membuatnya kebal. Namun, ketika ada serangan setidaknya dalam banyak kasus dampaknya lebih ringan, seperti tidak menyerang otak.

Kondisi semacam ini menurut Gunadi harus dipahami masyarakat agar tidak mengaitkan vaksin yang dijalani Sri Purnomo dengan status positifnya saat ini.

Baca Juga : Wali Kota Parepare Instruksikan Dinkes dan RSUD Andi Makkasau Masifkan Vaksinasi

Sumber: VOA Indonesia

#Vaksin Covid-19 #vaksinasi covid-19