RAKYATKU.COM,MAKASSAR-Calon Wakil Wali Kota Makassar nomor urut 1 Fatmawati Rusdi mengatakan, ADAMA memiliki visi restorasi kota yang inklusif. Sehingga pembangunan kota bisa dirasakan oleh semua kelompok.
Mulai anak-anak, perempuan, difabel atau penyandang disabilitas, lansia, serta kelompok rentan lainnya.
Fatmawati mengatakan, saat Danny Pomanto menjadi Wali Kota Makassar, banyak program yang sudah dijalankan. Seperti menghadirkan program Jagai Anak Ta, pembangunan jalur pedesterian, dan program kesenian untuk semua kelompok.
Baca Juga : Bupati Luwu Utara Lepas 21 Penyandang Disabilitas dan Anak Bermasalah Sosial
Danny Pomanto mengatakan, Kota Makassar sudah pernah mendapat penghargaan kota layak disabilitas. Karena sudah mampu membuka ruang diskusi dan melibatkan disabiltas dalam pembangunan kota.
Penyandang disabilitas diperlakukan sama dengan masyarakat lain dalam menghadirkan kota yang nyaman untuk semua.
"Festival internasional yang rutin digelar pemerintah juga selalu menampilkan karya dan aksi dari penyandang disabilitas. Termasuk fasilitas dan sarana perkotaan dibuat ramah untuk difabel," kata Danny.
Baca Juga : Survey CRC: 82 Persen Warga Puas Atas Kinerja Danny- Fatma
Danny Pomanto juga mengungkap alasan saluran air atau kanal di pinggir-pinggir jalan raya harus ditutup.
Saat menjadi Wali Kota Makassar, Danny mengaku selalu mengundang kelompok penyandang disabilitas atau difabel berdiskusi. Memberi masukan dalam merencanakan pembangunan kota.
"Penyandang disabilitas harus bisa bicara langsung dengan wali kota," kata Danny.
Baca Juga : Daniel Surya Paparkan Makna Metaverse di Rakorsus Makassar 2022
Setelah mendengar keluhan dan masukan kelompok penyandang disabilitas, Danny Pomanto pun membuat kebijakan untuk menutup semua saluran air di pinggir jalan.
"Karena penyandang disabilitas sering jatuh. Jadi itu salah satu alasan kenapa saluran air harus ditutup," ungkap Danny.
Danny juga membangun sarana untuk pejalan kaki yang ramah terhadap penyandang disabilitas dan lansia. Belum semua lokasi dibangun, masa pemerintahan Danny harus berakhir.
Baca Juga : Perbanyak Syukur Menjadi Pesan Ustadz Das’ad Latif Pada Rakorsus 2022
Tidak hanya pembangunan fisik yang ramah terhadap penyandang disabilitas. Setiap kegiatan pemerintah, seperti festival selalu melibatkan penyandang disabilitas.
Potensi dan kreatifitas penyandang disabilitas ditampilkan ke publik. Tidak hanya warga Makassar, tapi seluruh dunia bisa melihat.
"Karena disiarkan di stasiun TV dan kanal media sosial," katanya.
Baca Juga : Resmi Dibuka, Rakorsus 2022 Makassar Kota Metaverse Dimulai
Danny juga meminta masyarakat tidak memberikan stigma buruk kepada penyandang disabilitas. Terbukti beberapa keluarga penyandang disabilitas bisa bekerja dengan baik jika diberikan kesempatan.
"Ada beberapa keluarga penyandang disabilitas kerja di rumah saya. Ini salah satu bentuk penghargaan kepada mereka. Mereka bisa bekerja meski secara fisik punya keterbatasan. Tapi soal pekerjaan sangat bagus," ungkap Danny.
Jika diberikan amanah oleh warga Kota Makassar untuk memimpin, Danny bersama Fatmawati Rusdi mengaku akan menjadikan Makassar menjadi kota yang nyaman untuk semua.
Baca Juga : Resmi Dibuka, Rakorsus 2022 Makassar Kota Metaverse Dimulai
penyandang disabilitas, kelompok perempuan, lansia dan kelompok rentan akan menjadi bagian dalam membangun Kota Makassar. Karena setiap orang punya potensi menjadi bagian dari penyandang disabilitas.
Sementara itu, Aktivis Difabel Makassar, Abdul Rahman Gusdur mengaku, Calon Wali Kota Makassar Ramdhan 'Danny' Pomanto dinilai sangat perhatian pada pemenuhan hak-hak pada kelompok disabilitas/difabel di Makassar.
Hal tersebut didasarkan bukti-bukti di periode Danny sebelumnya sebagai Wali Kota Makassar dengan meningkatkan anggaran dan melibatkan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) jajarannya yang bersentuhan langsung dengan kepentingan warga Makassar yang difabel.
Baca Juga : Resmi Dibuka, Rakorsus 2022 Makassar Kota Metaverse Dimulai
Abdul Rahman Gusdur, menilai peningkatan anggaran bagi pemenuhan hak difabel dapat diukur dari peningkatan alokasi anggaran dari tahun ke tahun di masa Danny menjabat Wali Kota Makassar periode 2014-2019. OPD Pemkot Makassar yang mengurusi difabel awalnya hanya Dinas Sosial, yang kemudian ditambah Danny menjadi 7 OPD yang mengalokasikan anggaran bagi difabel.
"Sebelum era Danny, hanya Dinas Sosial yang bersentuhan langsung dengan Difabel. Saat Danny menjabat ada 6 OPD lainnya yang ia tugaskan untuk ikut bertanggung jawab atas pemenuhan hak kaum difabel dan menjadikan Makassar sebagai kota inklusi yang ramah pada difabel," ujar Gusdur.
Gusdur merincikan, selain Dinas Sosial, sejumlah dinas terkait difabel yaitu: Dinas Pendidikan, Dinas PU, Dinas Kesehatan, Dinas Dukcapil, Dinas Pemuda dan Olahraga, serta Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak.
Baca Juga : Resmi Dibuka, Rakorsus 2022 Makassar Kota Metaverse Dimulai
Gusdur mencontohkan,
anggaran Dinas Pendidikan Kota Makassar untuk pemanfaatan bagi difabel di tahun 2017 mencapai Rp 175.912.000, lalu di tahun 2018 sebesar Rp 161.452.000, dan pada 2019, anggarannya naik drastis mencapai Rp 14,3 miliar. Pertumbuhan yang sangat signifikan ini karena adanya alokasi anggaran di 2019 rehabilitasi sekolah.
Secara pribadi, Danny juga sangat akrab dengan kehidupan warga Makassar yang difabel. Danny diketahui memberikan lapangan pekerjaan bagi beberapa anggota komunitas tuli, untuk bekerja di kediaman pribadi Danny.
Baca Juga : Resmi Dibuka, Rakorsus 2022 Makassar Kota Metaverse Dimulai