Senin, 30 November 2020 09:02

Kematian Maradona Diselidiki, Keluarga Terdekat: Ada Kejanggalan

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Diego Maradona. (Sumber Foto: Yahoo)
Diego Maradona. (Sumber Foto: Yahoo)

"Anda harus melihat apakah mereka melakukan yang seharusnya dilakukan atau apakah mereka santai," kata anggota keluarga itu kepada AFP.

RAKYATKU.COM - Jaksa Argentina menyelidiki kematian Diego Maradona. Penyelidikan dilakukan untuk mengetahui kemungkinan kematian Maradona Rabu (25/11/2020) disebabkan kelalaian medis atau tidak.

"Sudah ada kejanggalan," kata seorang anggota keluarga dekat seperti dilansir AFP.

Pengacara Maradona, Matias Morla, sebelumnya telah meminta penyelidikan atas klaim bahwa ambulans membutuhkan waktu lebih dari setengah jam untuk sampai di rumah Maradona.

Baca Juga : Leandro Paredes dan Cristian Romero Antar Argentina Menang 2-0 atas Indonesia

Sebuah laporan autopsi awal menetapkan bahwa Maradona meninggal dalam tidurnya karena edema paru akut dan gagal jantung kronis.

Sementara itu, kantor kejaksaan di Buenos Aires telah membuka file berjudul "Maradona, Diego. Penentuan penyebab kematian."

"Kasus ini dimulai karena dia adalah orang yang meninggal di rumah dan tidak ada yang menandatangani akta kematiannya. Itu tidak berarti ada kecurigaan atau penyimpangan," kata sumber pengadilan.

Baca Juga : Jordi Amat dan Lionel Messi Siap Reuni di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta

Legenda sepak bola Argentina berusia 60 tahun itu menerima perawatan medis sepanjang di Tigre, utara Buenos Aires, tempatnya memulihkan diri dari operasi untuk menghilangkan gumpalan di otaknya pada awal November.

Dokter neurologis yang menangani operasi Maradona, Dr. Leopoldo Luque, menyatakan Maradona mengalami perkembangan yang baik setelah operasi yang berlangsung Selasa (3/11/2020).

"Anda harus melihat apakah mereka melakukan yang seharusnya dilakukan atau apakah mereka santai," kata anggota keluarga itu kepada AFP.

Baca Juga : Senang Timnas Indonesia Bisa Lawan Argentina, Shin Tae-yong Puji Erick Thohir

"Perawat membuat pernyataan ketika jaksa muncul pada hari kematian Diego, kemudian memperluas pernyataannya dan akhirnya pergi ke televisi untuk mengatakan bahwa apa yang dia katakan dipaksakan padanya, jadi ada beberapa kontradiksi dalam pernyataannya," lanjutnya.

Kantor kejaksaan sedang menunggu hasil uji toksikologi terhadap tubuh Maradona.

Tiga jaksa yang menangani kasus ini telah meminta catatan medis sang bintang, serta rekaman dari kamera keamanan setempat. Mereka juga menyoroti satu perawat yang kemungkinan menjadi orang terakhir melihat Maradona hidup di sana.

Baca Juga : Lawan Argentina, Erick Thohir: Pertandingan Bersejarah Bagi Indonesia

"Dari kata-katanya, dapat dipastikan bahwa dia adalah orang terakhir yang melihat (Maradona) hidup sekitar pukul 06.30, saat shift malam di rumah sang bintang berakhir," ucapnya.

Perawat tersebut telah diwawancarai jaksa pada Kamis (26/11/2020). Dalam keterangannya, dia memastikan Maradona kala itu sedang beristirahat di tempat tidurnya dan bernapas dengan normal.

Sebelumnya, orang terakhir yang diyakini melihat Maradona hidup adalah keponakan Maradona, Johnny Herrera pada Selasa pukul 23.30.

Baca Juga : Argentina Kalahkan Panama, Messi Ikuti Jejak Ronaldo

Jaksa penuntut mengatakan perawat sempat mendengar Maradona bergerak-gerak di dalam ruangan pada pukul 07.30.

Mereka mengatakan pada pukul 12.17, Sekretaris pribadi Maradona meminta bantuan medis. Berdasarkan rekaman video, ambulans dari perusahaan + VIDA hadir pada pukul 12.28.

Beberapa ambulans dari penyedia layanan medis lain tiba kemudian. Tim penyelidikan juga telah memastikan bahwa dokter pribadi Maradona, Leopoldo Luque, telah menelepon 911 pada pukul 12.16 untuk meminta ambulans.

#Diego Maradona #Argentina