Kamis, 03 September 2020 23:28

Pj Wali Kota Makassar: ASN Terkontaminasi Politik Praktis, Dicopot Tidak Hormat

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Penjabat Wali Kota Makassar, Prof Rudy Djamaluddin.
Penjabat Wali Kota Makassar, Prof Rudy Djamaluddin.

"Saya sudah koordinasi dengan Bawaslu, jika saya dapatkan bukti atau capture yang dikirimkan ke saya jika pejabat ini memberikan like atau dislike postingan calon tertentu, hal itu sudah bisa saya jadikan landasan untuk menegakkan aturan netralitas ASN."

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Penjabat Wali Kota Makassar, Prof Rudy Djamaluddin, meminta seluruh aparatur sipil megara (ASN) Pemkot Makassar tidak terkontaminasi politik praktis jelang Pilwalkot Makassar 2020.

Hal itu dia sampaikan saat rapat koordinasi program untuk perubahan anggaran 2020 di Ruang Rapat Sipakalebbi, Kamis (3/9/2020).

Dalam penegasannya, Prof Rudy meminta seluruh kepala organisasi perangkat daerah (OPD) untuk tidak memberikan respons apa pun apalagi terlibat langsung dalam gerakan politik praktis. Jika terbukti, maka dirinya tidak segan-segan mencopot pejabat tersebut secara tidak hormat.

Baca Juga : Wali Kota Makassar Jamin Stok Elpiji Aman, Pertamina Bentuk Satgas Rafi

"Saya sudah koordinasi dengan Bawaslu, jika saya dapatkan bukti atau capture yang dikirimkan ke saya jika pejabat ini memberikan like atau dislike postingan calon tertentu, hal itu sudah bisa saya jadikan landasan untuk menegakkan aturan netralitas ASN," tegasnya.

Dia menjelaskan, dalam undang-undang, ASN tetap memiliki hak pilih. Namun, sebagai pelayan masyarakat, ASN tidak boleh terlibat politik praktis karena bisa merusak pelayanan masyarakat. Secara aturan ditegaskan, ASN harus bebas intervensi dan tidak terkontaminasi dari golonga-golongan tertentu.

"Hati-hati memang ki pak di. Kalau ada kita terima pesan di media sosial ta, jangan ki memberikan respons apa pun itu. Apalagi sama ki foto, ngopi-ngopi, sepeda-sepeda. Pasti saya tindak tegas ki," katanya.

Baca Juga : Bersama Pejabat Pemkot Makassar,Zulkifli Nanda Belajar Tata Kelola Utilitas Bawah Tanah

Prof Rudy juga masih menemukan pejabat-pejabat dinilai tidak serius dalam mengemban amanah sebagai kepala OPD. Hal itu terlihat pada program-program yang dimasukkan untuk Perubahan Anggaran 2020 Pemkot Makassar.

"Kita ingin yang terbaik, kita ingin cepat. Kecepatan itu akan terukur dari seberapa serius bapak-bapak ibu-ibu memasukan program. Terus terang saya kecewa, saya tidak usah sebut OPD-nya. Masih ada beberapa OPD belum serius," katanya.

Dia menegaskan, jika dirinya masih menemukan program-program yang tidak progresif pada tahap finalisasi program, maka dirinya siap melengserkan pejabat tersebut.

Baca Juga : Wali Kota Makassar Janji Alokasikan Rp1 Miliar Dana Hibah untuk Masjid Al-Markaz

"Kita mau lari cepat kalau bapak-bapak tidak serius silahkan pinggir disamping. Dari pada hanya menambah berat bus, mendingan minggir. Saya yakin bapak-bapak bisa jika memang pengabdiannya untuk kepentingan masyarakat," pungkasnya.

Penulis : Yuniastika Datu
#pemkot makassar