RAKYATKU.COM - Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla mengungkap masa ketika pertama kali pindah ke Makassar dari Bone. Saat itu tahun 1952.
Jusuf Kalla masih kecil saat diboyong orang tuanya ke Makassar. Kala itu, tempat pertama yang dikunjungi di Makassar adalah makam Syekh Yusuf di Gowa.
"Saya sempat bertanya siapa itu?" kenang Jusuf Kalla saat berbicara pada webinar internasional bertema 'Ketajaman Mata Pena Syekh Yusuf Al Makassary Tajul Khalwaty' yang digelar MUI Sulsel, Kamis (20/8/2020).
Baca Juga : Bicara di Depan Jusuf Kalla, Febriany Eddy Jelaskan Cara PT Vale Terapkan Prinsip ESG
JK juga mengenang saat dia berziarah ke makam Syekh Yusuf di Afrika Selatan. Empat kali JK berziarah langsung ke makam ulama pejuang asal Gowa tersebut.
Dia sampai ikut memprakarsai pembangunan masjid di Afrika Selatan. Desainnya sengaja dibuat mirip dengan desain Masjid Al Markaz Al Islami di Makassar yang juga diinisiasi Jusuf Kalla.
JK juga bercerita betapa Syekh Yusuf begitu dihargai di Afrika Selatan. Para jemaah Afrika Selatan yang akan berhaji juga menyempatkan waktu berziarah ke makamnya sebelum berangkat ke Tanah Suci.
Baca Juga : Bersama Jusuf Kalla, Taufan Pawe Hadiri Salat Jenazah Mantan Gubernur Sulsel Amin Syam
Mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela dalam beberapa kesempatan menyebut bahwa Syekh Yusuf menjadi inspirasi dalam perjuangan kemerdekaan. Syekh Yusuf adalah pahlawan dua negara sekaligus, Indonesia dan Afrika Selatan.
"Saya kadang-kadang terharu kalau berdiri di Kampung Makassar. Kita diingatkan kembali ke sejarah 400 tahun lalu. Dalam keadaan dibelenggu, Syekh Yusuf tetap menulis buku. Dalam keterbatasan, dalam keadaan dirantai, dalam keadaan sulit, tetap berdakwah," urai ketua Dewan Masjid Indonesia itu.
"Kita hanya disuruh tinggal di rumah karena Covid-19 tidak sanggup," lanjutnya.
Baca Juga : Jusuf Kalla Harap Santri Ponpes DDI Mangkoso Maju dengan Perkembangan Teknologi
Yang tak kalah menarik dari kisah Syekh Yusuf, kata JK, dia berdakwah melawan arus. Umumnya para ulama berdakwah dari barat ke timur. Syekh Yusuf justru dari timur ke barat.
"Yang menarik juga, ayahnya bernama Abdullah dan ibunya Aminah. Sama dengan nama orang tua Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam," kata JK.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Din Syamsuddin turut berbicara dalam webinar itu. Prof Din adalah cucu buyut Ismail Dea Malela, ulama yang ikut dibuang bersama Syekh Yusuf.
Din yang juga ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat mengusulkan kepada pemerintah pusat maupun Pemprov Sulsel dan Pemkab Gowa untuk membangun pesantren di Afrika Selatan.
Dengan begitu, perjuangan dakwah Syekh Yusuf bisa terus dilanjutkan. "Generasi dakwah kedua, ketiga, atau generasi-generasi berikutnya," usul Din.
Baca Juga : Pemprov Sulsel Serahkan Hibah Total Rp3 Miliar untuk MUI-Baznas Sulsel
Sebelumnya, pada awal webinar, Gubernur Sulsel Prof Nurdin Abdullah dan Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo menggadang-gadang membuat bangunan monumental di Afrika Selatan.