Selasa, 24 Desember 2019 02:01
RESENSI

Ketika Pemimpin Terbuai Kekuasaan

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Yuwin Ali
Yuwin Ali

Mengutip kata dalam buku ini, bahwa politik dan kekuasaan dalam gambaran banyak orang, adalah sesuatu yang menakutkan, menggila dan memangsa semua yang ada di depannya.

RAKYATKU.COM - Mengutip kata dalam buku ini, bahwa politik dan kekuasaan dalam gambaran banyak orang, adalah sesuatu yang menakutkan, menggila dan memangsa semua yang ada di depannya.  

Gambaran ini muncul, karena politik di Indonesia sekarang ini sangatlah miris. Banyak kejanggalan yang terjadi. Gambaran front stage dan back stage dalam analisis dramaturgi menunjukkan, para pemimpin daerah di Indonesia saat ini, hanya terbuai oleh kekuasaan dan melupakan apa sebenarnya tugas mereka. 

Olehnya, peran seorang pemimpin daerah, seharusnya mengikuti slogan negara kita, yaitu negara Demokrasi bahwa Pemerintah dari Rakyat, oleh Rakyat dan untuk Rakyat. SELESAI.  

Nah mari kita mengkaji Dramaturgi Anggaran tentang Pemerintahan Daerah. 

Ada banyak yang diulas seperti Anggaran pemerintahan Daerah: dimana melihat bagaimana pentingnya penyelidikan alami atas “Kebijakan Anggaran”. Di Kabupaten Jembrana, salah satu kabupaten yang ada di Indonesia. Dalam melegitimasikan dan mempertahankan kekuasaan serta kendali, maka substansinya ada dalam anggaran. 

Anggaran itu sendiri, adalah wajah yang merefleksikan “hati” para pelaku kebijakan. Sementara “hati“ digerakkan oleh faktor-faktor formal dan informal (ideologi, kepercayaan, mitos bahasa dan simbol–simbol bagian lain). 

Menarik dalam studi ini, menguak bagaimana kekuasaan dan pengetahuan dipadukan dalam mengkooptasi “budget setting dan priorities”.

Sehingga, menjawab masalah tersebut dengan merekomendasikan pandangan drama, untuk mengungkap proses yang membawa pada invisibilitas dari prosedur akuntansi tertentu, melalui apresiasi proses interaksi dalam dan luar batas organisasi. Sehingga membuktikan, bahwa apa yang menjadi invisible adalah sebuah produk interaksi dan membentuk dasar bagi interaksi lebih lanjut, dalam sebuah konstruksi kebijakan. 

Selanjutnya kita lihat dari sisi, di mana Extended Dramaturgi Methodology, merupakan Alternatif Inkuiri Naturalistik. 

Menariknya, dalam studi extended dramaturgy methodology, adalah mengamati bagian belakang panggung dan melihat bentuk pertukaran pelaku yang ada di sana, dan membandingkannya dengan lakon yang terdapat di bagian depan panggung, dan menganalisis interaksi dan pertukaran yang terjadi antara aktor dan penonton (masyarakat). 

Artinya, penonton juga perlu menjadi bahan pertimbangan oleh aktor atau tim aktor dalam mengelola kesan yang berhasil.  

Kaitannya dengan studi tentang kebijakan anggaran, maka tepat sekali kita menggunakan “extanded dramaturgy methodology“. Di mana analisis kebijakan extanded dramaturgy methodology, dilakukan untuk menciptakan, secara kritis menilai, dan mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan dalam satu atau lebih tahap proses pembuatan kebijakan. 

Bisa juga mengunakan metode yang lainnya. Studi Kualitatif, “Maju Boleh Mundur Oke Juga‘. 

Selanjutnya melihat kebijakan anggaran dari sudut pandang Psikologi sosial. Jika seorang berpikir betapa sulitnya membuat keputusan dalam kehidupannya, maka ia perlu menyadari betapa rumitnya proses pembuatan keputusan di organisasi (Mintazberg, 1988:22). 

Artinya dalam membuat suatu kebijakan anggaran khususnya dalam pemerintahan daerah, tidak cukup dengan pendekatan positivisme. Namun harus dibarengi non positivisme bahkan dalam pandangan psikologi sosial, di antaranya perlu memahami sikap manusia yang merupakan salah satu pemicu keputusan dalam akuntansi, melihat dari realitas sosial  bukan realitas teknis, bahkan ketika kita menginginkan suatu keputusan yang mendekati sempurna atau optimal (Simon ,1979 : 495), maka ada ekonomi rasional dalam mencari keputusan yang paling ideal, yaitu pertama model administratif dimana di situ kita bisa melihat batasan Rasionalitas manusia.

Kedua, adalah Image Thoery dimana analisisnya lebih ke pendekatan Intuitif dalam pembuatan keputusan serta dilihat dari interaksi kekuasaan yaitu dalam kebijakan anggaran besar pengaruhnya terhadap politik pemimpin daerah, yang memiliki kekuasan tertinggi di dalam pengambilan kebijakan.

Akhir kata, buku ini sangat bermanfaat sekali bagi masyarakat untuk kemaslahatan mereka, bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian pendekatan kualitatif (menarik banyak ulasan didalamnya), bagi praktisi khususnya pejabat publik. Sebagai referensi mereka dalam berjuang bersama, untuk memperjuangkan keadilan dan pembebasan bagi seluruh rakyat Indonesia terutama bagi pejabat publik (Oknum) yang tidak mendukung. Paling tidak, setelah mereka membaca buku ini insyaallah sadar bahwa negara yang ia tinggali adalah NEGARA DEMOKRASI.

Data Buku
Judul Buku: Dramaturgi anggaran pemerintahan Daerah
Pengarang: Dr. Syarifuddin ,SE.,Ak.,M.Soc.Sc.,CA
Penerbit: Phinatama Media
Cetakan: I, 2018