RAKYATKU.COM,MAKASSAR - Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan melakukan reses pasca dilantik pada 24 September 2019 lalu. Salah satu anggota DPRD Sulsel yang melakukan reses adalah Imam Fauzan Amir Uskara.
Legislator termuda di DPRD ini menemui konstituennya di dua titik sekaligus, yakni di Kecamatan Tallo dan Rappocini, Senin (4/11/2019).
Kehadiran legislator berusia 23 tahun itu disambut hangat masyarakat setempat. Tak sedikit yang mengajaknya berswafoto, terlebih dari kalangan emak-emak.
"Pertama-tama saya ucapkan terima kasih kepada kita semua. Kalau dulu saya datang bersosialisasi atau kampanye meminta dukungan ta, kalau sekarang saya datang untuk menyerap aspirasi kita semua untuk kubawa ke paripurna," kata Fauzan yang duduk di Komisi C DPRD Sulsel.
Ketua Fraksi PPP itu sempat mengenang masa-masa kampanyenya sebelum terpilih sebagai anggota DPRD Sulsel. Dia menyusuri lorong-lorong untuk bertatap muka dengan masyarakat di dapilnya, Makassar A.
Adapun reses ini sebagai wujud nyata untuk menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat di daerah pemilihannya.
"Jadi apapun aspirasi yang kita sampaikan, akan saya bawa ke paripurna. Dan semoga bisa direalisasikan," tambahnya.
Di lokasi reses pertama di Jalan Sinassara', Kelurahan Kaluku Bodoa, Kecamatan Tallo, warga banyak menyampaikan aspirasi terkait masalah bantuan ke nelayan, akses jalan, kesehatan hingga air bersih.
Sementara di lokasi kedua di Jalan Wijaya Kusuma, Kelurahan Rappocini, Kecamatan Rappocini, warga menyampaikan aspirasi terkait masalah akses jalan, pendidikan, bantuan UMKM, serta soal kesehatan terutama iuran BPJS.
"Kami berharap, anak-anak kami yang berprestasi bisa mendapat bantuan pendidikan hingga ke perguruan tinggi. Kami bingung setelah anak lulus dari SMA, mau lanjut kuliah tapi biaya tidak ada. Kami juga mau anak kami yang berprestasi bisa mendapatkan pekerjaan yang layak," curhat Hasna, seorang ibu hamil yang hadir dalam reses Fauzan.
Hasna juga berharap agar masyarakat kurang mampu bisa mendapat pelayanan kesehatan yang memadai dan tidak.
"Kadang kami yang kurang mampu susah mendapat pelayanan kesehatan yang memadai. Contoh masalah rujukan, itu kadang dipersulit dan dirujuk ke rumah sakit yang jauh," keluhnya.