Minggu, 03 November 2019 17:57

Cerita Wagub Babel yang Disandera Warga dalam Hutan Bakau yang Airnya Sedalam Satu Meter

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Wagub Bangka Belitung, Abdul Fatah (dalam kotak).
Wagub Bangka Belitung, Abdul Fatah (dalam kotak).

Wagub Babel, Abdul Fatah selamat setelah rombongannya diserang warga penambang liar, Sabtu (2/11/2019). Namun, dia sempat disandera dalam kawasan mangrove atau hutan bakau.

RAKYATKU.COM - Wagub Babel, Abdul Fatah selamat setelah rombongannya diserang warga penambang liar, Sabtu (2/11/2019). Namun, dia sempat disandera dalam kawasan mangrove atau hutan bakau.

Peristiwa ini terjadi saat Wagub melakukan razia tambang timah ilegal di Desa Sijuk, Belitung. Wagub tidak didampingi polisi. Hanya puluhan Satpol PP dari Provinsi Babel dan Kabupaten Belitung Timur.

Abdul Fatah menceritakan saat-saat mendebarkan itu. Dia mengakui rombongannya langsung melakukan penertiban. Sebab, kegiatan itu berstatus "razia".

Namun, pihaknya tidak menyangka massa akan melakukan perlawanan sengit, bahkan anarki. Awalnya, dia yakin dengan kekuatan rombongan Satpol PP provinsi dan Pol PP Pemkab Belitung Timur. 

Ternyata, para penambang dan masyarakat yang protes jumlahnya lebih besar. Diperkirakan 50 orang. Massa membawa balok kayu dan senjata tajam. 

Kasatpol PP Pemprov Bangka Belitung Yamowa mengatakan, surat pemberitahuan sengaja tidak disampaikan karena sifatnya razia dan dikhawatirkan bocor. Polisi pun tak diberi tahu dengan kekhawatiran yang sama.

Sidak itu berakhir dengan kericuhan di Sungai Sengkilik, Desa Sijuk. Sejumlah kendaraan dirusak dan anggota Pol PP terluka di bagian kepala dan tangan. Beberapa anggota Satpol PP sempat kocar kacir lari masuk hutan bakau. Beruntung, tidak ada korban jiwa.

Dikutip dari Belitongekspres.co.id, massa sempat melampiaskan kemarahannya pada Wakil Gubernur Bangka Belitung, Abdul Fatah. Mereka memaki-maki Wagub.

Abdul Fatah tidak bisa berbuat banyak. Dia mencoba memberi penjelasan. Namun, tak digubris warga yang sudah emosi. Saat Wagub mencoba bernegosiasi, massa menyerang Satpol PP dengan potongan kayu dan mengacungkan parang.

Petugas yang tidak punya persiapan hanya bisa lari menyelamatkan diri. Beberapa di antaranya pasrah dihantam kayu. Satu orang anggota Satpol PP mengalami patah tulang bagian rusuk. 

Satu orang mengalami patah bagian tangan dan satu orang di bagian kepala. Sisanya, harus menahan sakit memar akibat hantaman kayu.

Tidak lama kemudian, massa memaksa Abdul Fatah masuk ke kawasan hutan bakau. Saat itu, air laut sedang pasang naik. Airnya setinggi satu meter. 

Massa tak peduli. Mereka meminta Wagub melihat langsung lokasi tambang dan meminta ganti rugi atas kerusakan peralatan tambang mereka yang dibakar anggota Satpol PP.

Sekitar satu jam kemudian, barulah Wagub kembali ke daratan dan diiringi keluar dari kawasan mangrove.

Massa juga membakar pakaian anggota Satpol PP yang dilepas saat melakukan penertiban. Tak hanya itu, sejumlah handphone, uang dan barang berharga lainnya ikut dibakar massa yang sudah di luar kontrol.

"Habis semua bang, di situ ada dompet berisi KTP, kartu BPJS, SIM, dan ada uang tunai Rp10 juta," ujar seorang anggota Satpol PP kepada Belitongekspres.co.id.