RAKYATKU.COM - Kamis, 31 Oktober 2019. Jarum jam menunjukkan 19.20 waktu Kuala Lumpur. Sudah malam, namun kantor KBRI masih disesaki warga yang mengurus paspor.
Tamam bin Arsad ada dalam barisan pengantre. Masih banyak orang di depannya.
"Dia lagi antre tiba-tiba collapse dan meninggal di tempat," ungkap Yusron B Ambary, koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Kuala Lumpur seperti dikutip dari Antara.
Tamam merupakan pemegang KTP permanent resident atau penduduk tetap Malaysia. Dia berasal dari Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Di Malaysia, Tamam tinggal di Paya Jaras Shah Alam, Selangor.
Yusron B Ambary yang juga kepala Satgas Perlindungan WNI mengaku sudah menghubungi keluarga korban. Yusron menelepon menggunakan ponsel milik almarhum.
Kejadian ini membuat beberapa tokoh masyarakat Indonesia di Kuala Lumpur meminta pemerintah memikirkan solusinya. Warga tidak seharusnya antre berjam-jam. Sangat melelahkan.
Salah satunya, Khairuddin Harahap. "Semoga ada solusi terbaik dalam urusan penggantian paspor di KBRI Kuala Lumpur. Tidak perlu antre sampai tengah malam untuk mendapatkan nomor giliran," ujar Khairuddin.
Setiap hari, kecuali Sabtu dan Minggu, ratusan orang antre mengurus nomor antrean pengurusan paspor yang dibuka pada malam hari.
Menurut data di Imigrasi KBRI Kuala Lumpur, jumlah antrean pengurusan nomor antrean tiap malam sekitar 500 orang.
KBRI Kuala Lumpur dalam upaya meningkatkan pelayanan dan perlindungan WNI telah melakukan berbagai inovasi, seperti pelayanan 24 jam, pengambilan nomor antrean secara online, SMS gateway, pengiriman paspor melalui pos, pembinaan WNI bermasalah di shelter, dan pembangunan Community Learning Center (CLC).
Pelayanan tersebut membuat KBRI Kuala Lumpur mendapatkan penghargaan Top Inovasi Pelayanan Publik dari Kementerian PAN-RB.