Izzuddin Ar Rifqiy
Fungsional Statistisi BPS
Minggu, 07 Februari 2021 17:50

Sejarah Baru Pencatatan Penduduk Indonesia

Sejarah Baru Pencatatan Penduduk Indonesia

Indonesia mencatatkan sejarah baru. Pencatatan penduduk dengan metode yang belum dilakukan sebelumnya. Badan Pusat Statistik (BPS) kini tak sendirian menjalankan amanah besar ini.

Ada Direktorat Jendral Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Dirjen Dukcapil Kemendagri) yang memiliki peran tak kalah penting. Tak lupa kolaborasi besar-besaran yang melibatkan seluruh elemen masyarakat.

Dari warga, ketua RT, hingga Presiden bahu membahu menyemarakkan Sensus Penduduk 2020 ini.

Sensus yang berakhir pada bulan September 2020 ini merupakan perjalanan panjang pencatatan penduduk Indonesia. Dimulai dengan Sensus Penduduk Daring yang ditabuh gongnya pada 15 Februari 2020.

Namun, tak lama berselang pandemi datang menyerang. Juli 2020 seharusnya petugas mulai turun mewawancarai dari rumah ke rumah. Tapi Covid-19 memaksa semua orang berdiam diri di rumah.

Mau tak mau BPS harus beradaptasi demi mencatat Indonesia. Akhirnya mundurlah jadwal pencatatan lapangan ke September 2020. Pelatihan petugas dilakukan secara daring. Protokol 3M (Menjaga jarak, Memakai masker, Mencuci tangan) ditanamkan betul-betul ke setiap petugas. Kegiatan lapangan menerapkan protokol kesehatan dan meminimalisir kontak petugas dengan warga.

Kerja keras itu akhirnya membuahkan hasil. Pada 21 Januari 2020, BPS dan Kemendagri melakukan rilis bersama data Sensus Penduduk 2020. Untuk pertama kalinya penghitungan jumlah penduduk dilakukan secara relatif singkat.

Dalam jarak kurang dari empat bulan kita dapat mengetahui hasil Sensus Penduduk 2020. Sensus penduduk sebelumnya membutuhkan waktu lebih dari satu tahun untuk dapat dilihat hasilnya.

Data Sensus 2020

Jumlah penduduk Indonesia pada September 2020 mencapai 270,20 juta jiwa. Dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk 1,25 persen, jumlah penduduk naik 32,56 juta jiwa dibanding 2010. Sebanyak 50,58 persen penduduk Indonesia berjenis kelamin laki-laki dan 49,42 persen penduduk perempuan. Dengan kata lain, terdapat 102 laki-laki untuk setiap 100 perempuan di Indonesia.

Dengan luas daratan Indonesia sebesar 1,9 juta km2, maka kepadatan penduduk Indonesia sebanyak 141 jiwa per km2. Pulau Jawa menjadi pulau terpadat. Dihuni 151,6 juta jiwa atau 56,10 persen dari total penduduk Indonesia.

Sementara Kepulauan Maluku dan Papua hanya dihuni oleh 8,6 juta jiwa.

Penduduk usia kerja 15-64 tahun mendominasi dengan 70,72 persen dari total penduduk. Dominasi anak muda juga terlihat pada struktur umur dalam pengkategorian menggunakan istilah terkini. Generasi Z (kelahiran 1997-2012) dan milenial (kelahiran 1981-1996) merupakan kelompok umur dominan dengan jumlah 53,81 persen dari keseluruhan penduduk.

Tantangan dan Peluang

Pencatatan penduduk mencapai level tertingginya saat seluruh masyarakat memiliki kesadaran administrasi kependudukan. Tentunya dengan dukungan oleh fasilitas yang memadai dari pemerintah. Bila hal tersebut dapat terwujud, maka data kependudukan dapat melejit kualitasnya.

Salah satu perwujudan dari kesadaran masyarakat dan dukungan pemerintah ini adalah fully register based census. Hal tersebut merujuk pada anjuran United Nation (UN) dalam Principles and Recommendations for Population and Housing Censuses rev. 3 2017.

Disebutkan bahwa sensus berbasis register merupakan pencatatan penduduk termutakhir yang memanfaatkan segala sumber administrasi yang ada, yaitu berbagai jenis register tentang individu, rumah tangga dan tempat tinggal.

Keuntungan utama menggunakan sensus berbasis register adalah lebih murah, mudah dan data yang didapatkan lebih beragam. Tapi membuat dan memelihara sistem register yang mutakhir ini memerlukan biaya yang sangat tinggi di awal. Apalagi bila hanya dipakai untuk sensus saja.

Kebutuhan akan sistem register yang andal dan efisien semakin diperlukan seiring berkembangnya zaman. Semua lini mulai menyadari pentingnya Single Identity Number (SIN). Perbankan, pendidikan, dan hampir seluruh jenis industri sudah mulai menerapkan identitas tunggal ini.

Sistem register mutakhir dapat digunakan dalam setiap lini. Misalkan untuk penetapan bantuan sosial yang tepat sasaran hingga by name by address, sistem perpajakan yang akurat, memudahkan identifikasi individu yang berbahaya (terorisme dsb). Pada akhirnya kemudahan sensus hanya menjadi salah satu dari sekian banyak keuntungan sistem register yang mumpuni.

Semoga masa depan itu cepat hadir di hadapan kita. Sehingga tak perlu lagi ada petugas yang datang mengetuk pintu satu per-satu, dari rumah ke rumah. Karena semuanya sudah dimudahkan lewat teknologi, itung-itung penerapan jaga jarak di era new normal.

*Penulis adalah fungsional statistisi BPS

DATA DIRI
Nama : Izzuddin Ar Rifqiy, SST
Lahir : Surakarta, 21 November 1994
Pekerjaan : Staf Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik BPS Kepulauan Tanimbar
Domisili : Saumlaki, Kepulauan Tanimbar