RAKYATKU.COM, WAJO — Di tengah guyuran hujan yang mengguyur Kabupaten Wajo sepanjang malam, Minggu (26/10/2025), warga di sekitar Jembatan Gantung Tokampu–Tonrongnge dibuat cemas. Jembatan yang menjadi jalur penghubung vital antara Kelurahan Sengkang dan Wiring Palannae itu tampak mulai retak di bagian talud penyangga.
Keretakan terjadi akibat derasnya arus air sungai yang mengikis pondasi jembatan. Warga pun segera melapor ke pemerintah daerah dan DPRD Wajo, berharap agar akses penting bagi aktivitas masyarakat itu segera mendapat perhatian.
Tak butuh waktu lama, anggota Komisi III DPRD Wajo, H. Sudirman Meru, langsung turun ke lokasi untuk meninjau kondisi jembatan. Politisi PAN itu menyebut, koordinasi cepat antara DPRD, Sekda, dan Dinas PUPR membuahkan hasil nyata di lapangan.
Baca Juga : Wajo Bersalawat Warnai Festival Danau Tempe 2025, Lapangan Merdeka Jadi Lautan Jamaah
“Alhamdulillah, hanya sekitar satu jam setelah kami sampaikan laporan, tim dari PUPR Wajo sudah tiba untuk melakukan pengecekan. Ini bentuk kerja cepat yang patut diapresiasi,” ujar Sudirman Meru di sela-sela peninjauan.
Dari hasil pemeriksaan teknis, tim PUPR merekomendasikan agar jembatan ditutup sementara waktu demi keselamatan warga. Struktur talud yang mulai terdorong arus sungai dinilai berisiko jika terus dilalui kendaraan berat.
Sebagai tindak lanjut, Dinas PUPR segera menyiapkan paket bronjong untuk memperkuat landasan jembatan. Proses pengiriman bahan dan pengerjaan darurat dijadwalkan dimulai pada Senin (27/10/2025).
Baca Juga : Komisi III DPRD Wajo Sidak Tambang Pasir di Kecamatan Sabbangparu
Ketua Komisi III DPRD Wajo, Andi Bayuni Marzuki, mengungkapkan bahwa jembatan tersebut memang telah menjadi perhatian sejak beberapa bulan lalu.
“Sejak Agustus kami sudah mendorong agar perbaikan jembatan ini diprioritaskan. Alhamdulillah, berkat sinergi antara DPRD dan Pemkab, langkah penanganannya kini bisa segera terealisasi,” ungkapnya.
Warga sekitar pun menyambut lega langkah cepat ini. Jembatan Tokampu–Tonrongnge bukan sekadar sarana transportasi, tetapi juga jalur penghubung kehidupan mengantarkan anak-anak ke sekolah, warga ke pasar, dan menjadi denyut nadi aktivitas masyarakat di dua kelurahan.
