MAROS - Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon mengunjungi pameran Bilah Pusaka yang digelar di Baruga A dan B Kantor Bupati Maros, Kamis (3/7/2025). Ia tiba di Kompleks Kantor Bupati sekitar pukul 10.45 Wita.
Fadli Zon disambut atraksi manggaru dengan alunan gandrang. Pameran ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan budaya akbar Gau Maraja Leang-leang 2025 yang berlangsung dari tanggal 3 hingga 5 Juli 2025.
Baca Juga : Hingga Juni, Realisasi Pajak Bumi dan Bangunan di Maros Baru Capai 9,64 Persen
Agenda budaya ini sekaligus menjadi rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun ke-66 Kabupaten Maros. Pameran keris dan bilah pusaka ini dibuka untuk umum dan menghadirkan puluhan benda pusaka dari berbagai wilayah.
Dalam kunjungannya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengapresiasi pelaksanaan pameran yang dinilainya sangat edukatif. “Saya sangat senang sekali, dalam rangka ulang tahun Kabupaten Maros ke-66 ini bisa diselenggarakan pameran bilah pusaka,” ucapnya.
Menurut Fadli Zon, koleksi keris yang dipamerkan mencerminkan kekayaan budaya Nusantara, khususnya di Sulawesi Selatan. “Di sini juga ada keris-keris dari beberapa kerajaan, yang mungkin jarang sekali dilihat oleh masyarakat umum,” katanya.
Baca Juga : Bupati Maros Chaidir Syam Lantik 25 Pejabat Eselon II
Ia menambahkan l sejumlah bilah pusaka yang ditampilkan memiliki motif khas Bugis-Makassar yang kaya akan makna dan nilai sejarah.“Ada bilah-bilah yang mencerminkan gaya dari Kabupaten Maros, variasinya cukup banyak dari kecamatan atau wilayah adat yang berbeda-beda,” jelasnya.
Fadli Zon menilai, keberagaman ini menunjukkan betapa kayanya warisan budaya di Maros dan Sulawesi Selatan secara umum.
Ia menjelaskan keris memang ditemukan hampir di seluruh wilayah Nusantara, berasal dari Jawa dan menyebar hingga ke Sulawesi, Bali, Lombok bahkan mancanegara.“Ternyata di Sulawesi, ragam keris juga sangat banyak dan memengaruhi gaya bilah di Lombok dan Sumbawa. Gayanya sangat mirip,” ujarnya.
Baca Juga : Bupati Maros Apresiasi Peluncuran Pojok TB Sipakatau di 14 Puskesmas
Dalam dunia perkerisan, kata Fadli, keris dari Sumbawa bahkan sering dikategorikan sebagai keris rumpun Sulawesi karena kemiripan bentuk dan filosofi.
Ia juga mendorong peningkatan literasi mengenai bilah pusaka, khususnya bagi generasi muda. “Literasi tentang badik dan keris perlu diangkat kembali, agar generasi muda paham perbedaan dan kekayaan senjata tradisional di tiap daerah,” tambahnya.
Fadli menilai, edukasi tentang benda pusaka seperti keris dan badik dapat memperkuat identitas budaya dan memperluas wawasan sejarah masyarakat.
Baca Juga : 28 Pelajar Terpilih Jadi Duta TB Sipakatau di Maros, Siap Edukasi dan Lawan Stigma TBC
Sementara itu, Bupati Maros AS Chaidir Syam mengungkapkan bahwa puluhan keris dan bilah pusaka dipajang dalam pameran tersebut.“Termasuk satu keris milik Presiden Prabowo Subianto serta lima keris koleksi pribadi Pak Menteri Fadli Zon,” ungkapnya.
Chaidir menyebut, keris bertuah dari para raja di Sulawesi Selatan juga turut dipamerkan, termasuk dari Raja Turikale, Raja Marusu, dan beberapa kerajaan adat lainnya.
Ia menyampaikan rasa terima kasih dan kebanggaannya atas kehadiran Menteri Kebudayaan dalam pameran tersebut.“Izinkan saya mengucapkan selamat datang kepada Bapak Menteri di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan,” ucapnya.
Baca Juga : Bupati Maros Apresiasi TMMD ke-125, Fokus Bangun Jalan dan Infrastruktur Dasar
Chaidir menjelaskan kegiatan seperti ini sangat penting sebagai ruang edukasi budaya sekaligus memperkuat identitas lokal masyarakat Maros.
Ia juga menyebut bahwa pelestarian budaya harus dilakukan secara bersama-sama, baik oleh pemerintah, komunitas budaya, maupun masyarakat luas. “Pemerintah Kabupaten Maros sangat terbuka dengan kegiatan budaya, dan kami akan terus mendukung ruang-ruang literasi seperti ini,” pungkasnya.