RAKYATKU.COM - Jembatan permanen yang dibangun di Desa Kadundung, Kecamatan Latimojong kini telah rampung dan mulai dimanfaatkan warga sebagai penghubung utama antara Bajo dan Latimojong. Warga menyambut antusias selesainya jembatan tersebut yang dinilai sangat membantu aktivitas harian mereka, menggantikan jembatan lama yang rusak akibat bencana banjir tahun lalu.
“Dulu kami lewat jembatan Bailey itu harus hati-hati sekali, apalagi kalau hujan. Sekarang alhamdulillah, jembatan permanennya sudah bisa dipakai, lebih kokoh dan nyaman,” ungkap Zainuddin, warga Ulusalu.
Hal senada disampaikan oleh Sulkifli, pedagang campuran dari Desa Kadundung yang setiap hari melintasi jalur ini untuk berdagang.
Baca Juga : MDA Audiensi dengan Pemda Bupati Luwu untuk Perkuat Sinergi Menuju Percepatan Operasional Proyek Awak Mas
"Sekarang kalau antar jualan dari Bajo atau Tobaru lebih tenang. Jalan sudah bagus, jembatan juga lebar. Kita sebagai warga berterima kasih," katanya.
Seperti diketahui, jembatan umum Kadundung dibangun oleh PT Piranti Jagad Raya (Pijar) selaku kontraktor pelaksana, dengan pendanaan sepenuhnya dari PT Masmindo Dwi Area (MDA) tanpa membebani anggaran Pemerintah Kabupaten Luwu.
Direktur PT Pijar, H. Marham Ismail menyebut pembangunan jembatan merupakan bentuk nyata kepedulian MDA terhadap kebutuhan masyarakat.
Baca Juga : Hasil Survei Terbaru LSI Pilkada Lutim, Ibas - Puspa Unggul 45,1 %
"Jembatan itu adalah akses utama masyarakat Bajo ke Rante Balla dan sebaliknya. Karena jembatan lama rusak akibat bencana, kami membangun jembatan baru agar bisa digunakan kembali oleh masyarakat luas," kata Marham.
Marham menepis anggapan bahwa pembangunan jembatan semata-mata dilakukan untuk kepentingan korporasi.
Faktanya, jembatan ini dibangun sebagai fasilitas umum. Lokasinya berada di luar area lingkar tambang dan digunakan oleh masyarakat luas, bukan hanya MDA, tegasnya.
Baca Juga : Kadisnakertrans Luwu Sebut Proyek Awak Mas Serap 70 Persen lebih Tenaga Kerja Lokal
Sorotan terhadap jembatan ini menunjukkan adanya klaim bahwa lahan yang dilintasi oleh jembatan belum sepenuhnya terlindung. Marham menegaskan hal tersebut telah diselesaikan sesuai ketentuan yang berlaku.
“Kalau masih ada yang mengekstraksi, mari kita buka bersama regulasi yang ada soal nilai dan status lahan. Ini bukan soal pribadi atau perusahaan, tapi untuk kepentingan masyarakat secara umum,” ungkapnya.
Marham juga menyayangkan jika kontribusi infrastruktur yang telah dirasakan langsung manfaatnya oleh warga masih diseret ke dalam narasi yang menyudutkan.
Baca Juga : MDA Bersama DLH Luwu Sosialisasi Proklim di Dua Desa
"Apalagi pihak yang menyuarakan keberatannya masih keluarga saya sendiri. Tidak elok jika hal tersebut terus dipublikasikan, sementara manfaat jembatan sudah dirasakan banyak orang," tambahnya.
Pembangunan jembatan Kadundung ini merupakan bagian dari komitmen MDA dalam mendukung pembangunan infrastruktur di wilayah operasionalnya.
Sebelumnya, perusahaan juga telah membangun berbagai jembatan umum yang digunakan bersama antara masyarakat dan perusahaan.
Baca Juga : MDA Kolaborasi Balai Latihan Kerja Kabupaten Luwu Tingkatkan Kapasitas Kerja Masyarakat
Seluruh jembatan tersebut tidak hanya mendukung kelancaran proyek logistik, tetapi juga menjadi akses infrastruktur yang aman, layak, dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.