Selasa, 02 Januari 2024 14:38

Gastronomi Ganjar-Mahfud Menghindari Penyeragaman Pangan Bergizi

Usman Pala
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Gastronomi Ganjar-Mahfud Menghindari Penyeragaman Pangan Bergizi

Chico mengatakan, gastronomi ala Mahfud merupakan bentuk kearifan lokal suatu daerah pada bahan baku makanan, untuk diramu menjadi pangan.

RAKYATKU.COM -- Juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Chico Hakim membeberkan program gastronomi yang bakal dilakukan pasangan capres dan cawapres nomor urut 3 untuk mendongkrak kualitas gizi, memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM), dan menggerakkan ekonomi nasional.

Ia menyampaikan, program gastronomi merupakan ide tandingan dari program makan siang dan susu gratis yang diusung pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Sebelumnya, cawapres Mahfud mengkritik program Prabowo-Gibran itu. Ia menyebut, program itu tak menguntungkan karena mayoritas komponennya, terutama susu, berasal dari impor. Dalam jangka panjang, program itu juga sulit terealisasi.

Baca Juga : Pengamat: Pasangan Prabowo-Gibran Rawan Tersandera Kelompok Oligarki

Sebagai gantinya, Mahfud mengungkap, ia dan Ganjar punya program bernama gastronomi. Secara teoritis, gastronomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan seni, praktik, dan kajian tentang pemilihan, preparasi, produksi, penyajian, dan penikmatan berbagai makanan dan minuman.

Chico memandang, program makan siang gratis cenderung menyeragamkan sumber gizi pada susu dan telur. Padahal, komponen pangan bergizi bisa didapat tak hanya dari susu, tetapi juga aneka pangan lokal.

"Sudah banyak studi menunjukkan telur lebih bergizi ketimbang susu. Terus kalau bicara soal laktosa intoleran atau ketidakmampuan untuk sepenuhnya mencerna gula (laktosa) dalam produk susu itu hampir 70% orang Asia memiliki laktosa intoleran tersebut," ucap Chico, Selasa (2/1/2023).

Baca Juga : Pakar HTN: Pilpres Satu Putaran Sulit Terwujud

Chico mengatakan, gastronomi ala Mahfud merupakan bentuk kearifan lokal suatu daerah pada bahan baku makanan, untuk diramu menjadi pangan.

Menurut Chico, pasangan Ganjar-Mahfud ingin menghindari penyeragaman pangan dengan dalih pemenuhan gizi. Sebab, hal itu berpotensi meningkatkan ketergantungan impor karena membuat kebutuhan satu komoditas pangan bergizi menjadi tinggi.

"Jangan sampai impor dinaikkan atas nama pemenuhan gizi," ucap Chico.

Baca Juga : Strategi Ganjar-Mahfud Cegah "akal-akalan" di TPS

"Padahal banyak jenis makanan dari bahan baku lokal yang setara gizinya dengan susu impor, misalnya."

Chico paham, ide makan siang dan susu gratis bisa dibenarkan dengan revitalisasi peternak dalam negeri. Namun masalahnya, sekalipun kebutuhan sapi sangat banyak, saat ini olahan pangan yang berasal dari sapi tetap impor.

Lebih lanjut, Chico memandang, gastronomi bakal membuat asupan gizi jadi beragam. Sesuai dengan potensi aneka pangan yang ada di masyarakat. Tinggal nanti, pemerintah membantu pangan lokal naik kelas menjadi lebih bergizi tinggi.

Baca Juga : Pengamat: Ahok Potensial Gerus Pemilih Prabowo-Gibran

"Kalau kita bicara makan siang gratis, apakah nasi harus diberikan kepada orang Papua tiga kali sehari?" katanya.

"Jadi, kita jangan juga mengubah gaya hidup orang, sementara gaya hidup itu tidak berarti makanan yang dia asup itu tidak bergizi."

Chico berkata, gastronomi yang berorientasi pada pangan bergizi bakal ditopang dengan pendirian puskesmas kelas C di 50.000 desa. Nantinya berperan melawan stunting. Alasannya, sebagian besar warga ada yang tak memahami bila banyak aneka pangan lokal sesungguhnya bisa diolah untuk mencegah stunting, selain telur.

Baca Juga : Deklarasi Dukung Ganjar-Mahfud, Eks KSAU: Kita Lawan Orang Tak Beretika

"Dia (masyarakat) sebenarnya punya bahan pangan yang bergizi di rumah. Cuma, enggak tahu mana yang harus dimasak untuk anaknya," tutur Chico.

"Ketidaktahuan itu terjadi karena di desa enggak ada tenaga kesehatan yang bisa memberikan penyuluhan tentang stunting."

Puskesmas dan tenaga kesehatan di desa, menurut Chico, sangat penting untuk memberi penyuluhan kepada masyarakat mengenai pangan nabati dan hewani yang dapat diolah guna mencegah stunting. Selain itu, puskesmas berguna sebagai pendeteksi dini stunting di desa.

Baca Juga : Deklarasi Dukung Ganjar-Mahfud, Eks KSAU: Kita Lawan Orang Tak Beretika

Kenyataannya, banyak kasus stunting terjadi di daerah yang sebenarnya punya sumber pangan bergizi.

"Hal itu karena enggak ada penyuluhan kesehatan," ucap Chico.

Chico memahami ide gastronomi yang berorientasi pada bahan pangan bergizi belum tercantum dalam visi-misi Ganjar-Mahfud.

Baca Juga : Deklarasi Dukung Ganjar-Mahfud, Eks KSAU: Kita Lawan Orang Tak Beretika

"Cuma ke depan akan kita lakukan," ujar Chico. "Ini juga terkait keseluruhan, bicara ketahanan pangan."

#Ganjar-Mahfud #Pilpres 2024 #pangan