Senin, 25 September 2023 10:04

Pemprov Sulsel Galakkan Gemar Menanam Pisang, Butuh 100 Juta Bibit

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPH-Bun) Sulsel, Imran Jauzi. (Foto: Pemprov Sulsel)
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPH-Bun) Sulsel, Imran Jauzi. (Foto: Pemprov Sulsel)

Pemprov Sulsel sedang menggalakkan gerakan Gemar Menanam Pisang untuk memperkuat ketahanan pangan dengan. Target 100 juta bibit pisang dibagikan untuk mengoptimalkan lahan yang tersedia di beberapa kabupaten/kota dalam rangka menciptakan kebun percontohan dan pemasaran pisang lokal serta ekspor.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) di bawah Penjabat (Pj) Gubernur, Bahtiar Baharuddin, menggalakkan gerakan Gemar Menanam Pisang untuk penguatan ketahanan pangan.

Untuk tahap awal ditargetkan 100 ribu hektare akan ditanami pisang. Terdiri atas lahan Pemprov Sulsel, masyarakat, BUMN/BUMD, dan lain-lain, yang diharapkan dapat bekerja sama dan membantu.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPH-Bun) Sulsel, Imran Jauzi, mengatakan pembagian bibit pisang nantinya akan menjadi faktor utama dalam kegiatan Gemar Menanam Pisang. Itu karena membutuhkan bibit dalam jumlah yang sangat banyak.

Baca Juga : Pemerintah Provinsi Terus Berupaya untuk Menurunkan Stunting di Sulsel

Dalam kondisi yang ideal, lanjut Imran, 1 hektare kebun pisang membutuhkan 1.000 bibit pisang. "Jadi, jika kita mendapatkan 100 ribu hektare dikali 1.000 berarti kita membutuhkan 100 juta bibit pisang," ujarnya dikutip laman resmi Pemprov Sulsel, Senin (25/9/2023).

Ia menjelaskan, ada dua opsi dalam pengadaan bibit pisang ini. Pertama, dari sumber-sumber bibit yang ada. Bibit pisang ini akan dibeli dari Bogor, Lampung, atau di Medan. Kedua, bibit ini bisa diproduksi melalui kultur jaringan. Inilah yang memproduksi massal, yang jumlahnya sangat banyak.

"Tetapi, kultur jaringan ini membutuhkan juga waktu yang lama dan harus membangun laboratoriumnya terlebih dahulu," tambahnya.

Baca Juga : Evaluator Kemendagri Sebut Kinerja Prof Zudan di Sulsel Sangat Baik

Untuk itu, Pemprov Sulsel sudah mempersiapkan kultur jaringan ini, bekerja sama dengan perguruan tinggi.

"Kita akan membantu laboratorium kultur jaringan. Kita sebenarnya memiliki laboratorium ini, hanya kapasitasnya kecil. Hanya bisa sepuluh ribu atau dua puluh ribu bibit dalam setahun," imbuhnya.

Imran mengatakan untuk lahan yang telah diidentifikasi adalah lahan yang selama ini tidak terpakai dan yang dimiliki dinas sebagai aset Pemprov Sulsel. Setelah dihitung-hitung, sekitar 150 sampai 200 hektare yang bisa dimaksimalkan dan ada di beberapa titik, seperti Soppeng, Bulukumba, Maros, dan Bone.

Baca Juga : Enam Bulan Menjabat Gubernur Sulsel, Akademisi Unhas Puji Kepemimpinan Prof Zudan

"Ini akan kita maksimalkan sebagai lahan pisang. Nantinya akan dijadikan sebagai kebun percontohan, jadi masyarakat sekitar bisa melihat langsung cara menanam pisang dengan baik," tuturnya.

Selanjutnya, lahan masyarakat dan sampai saat ini sudah tersedia 480 hektare dari 9 kabupaten/kota yang menyatakan siap.

Gerakan ini tidak hanya untuk kelompok, tetapi pribadi juga bisa. Selain itu, ada juga yang pinjam pakai seperti lahan di BTPN untuk jangka pendek. Rencananya, dipinjamkan 200 hektare untuk ditanami, tetap tetap dipantau dan evaluasi.

Baca Juga : ASN Pemprov Sulsel Tanda Tangani Pakta Integritas Netralitas Jelang Pilkada Serentak

"Mereka juga harus mengajukan proposal dan harus dilihat lahannya. Karena setiap bantuan dari pemerintah itu, harus berbasis kelompok tani dan kita pastikan kelompoknya betul-betul ada," urainya.

Selain itu, juga harus dibuatkan buku panduan karena ini bersifat massal. "Untuk itu, kita mengundang para akademisi kita, mitra-mitra kerja TPH-Bun selama ini, untuk membantu pembuatan buku panduan tersebut. Sehingga, itulah yang menjadi SOP-nya," ungkapnya.

Targetnya pada bulan pertama adalah memetakan lahan. Setelah itu, mengidentifikasi sumber ketersediaan bibit pisang. "Apakah dibeli di Bogor, Lampung, Jogja, atau di Medan karena kita belum mampu memproduksi. Tapi, insyaallah tahun depan kalau sudah lengkap laboratorium kultur jaringan, ngapain lagi beli," terangnya.

Baca Juga : Penjabat Gubernur Sulsel Prof Zudan Apresiasi Pertumbuhan Ekonomi dan Pariwisata Kabupaten Gowa

Setelah itu, lanjut Imran, dilakukan edukasi pola tanam dan bisnisnya ke kelompok tani. Kemudian, para penyuluh-penyuluh nanti akan dibekali dengan ilmu pengetahuan tentang menanam pisang seperti pelatihan lapangan dan bimtek. Selanjutnya, disiapkan lahan dan pola cara tanam dan ini harus tuntas di awal musim hujan nantinya.

Untuk pemasarannya, secara lokal dan ekspor. Sementara, jenis pisang yang banyak diminati adalah cavendish, kepok tanjung, dan emas dalam bentuk buah segar. Kemudian, ke depan nantinya akan dilakukan pemberdayaan UMKM seperti kripik pisang dan tepung pisang (makanan bayi).

#Pemprov Sulsel #Bahtiar Baharuddin #Dinas TPH-Bun Sulsel