RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Bahtiar Baharuddin, tak ingin main-main dalam penanganan inflasi di Sulsel.
Ia melibatkan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel untuk bersama-sama berperan dalam penanganan inflasi melalui Gerakan 1 ASN Menanam 10 Tanaman Cabai.
Hal itu disampaikan Bahtiar saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sulsel dengan kabupaten/kota se-Sulsel di Baruga Lounge Kantor Gubernur, Rabu (13/9/2023).
Baca Juga : Enam Bulan Menjabat Gubernur Sulsel, Akademisi Unhas Puji Kepemimpinan Prof Zudan
Hadir juga pimpinan Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Sulselbar, Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, serta sekretaris daerah (sekda) kabupaten/kota.
Bahtiar mengatakan ASN bisa menanam cabai di pekarangan rumah mereka masing-masing. Upaya ini diharapkan menekan inflasi yang diakibatkan melonjaknya harga komoditas tersebut.
Diketahui, cabai merupakan salah satu komoditas yang kerap memantik inflasi dengan andil besar. "Kalau itu dilakukan semua, pegawai harus jadi contoh untuk masyarakat. Kalau itu 10 cabai ditanam dan dilakukan pegawai setidaknya terbantu dengan persoalan cabai," ujarnya.
Baca Juga : ASN Pemprov Sulsel Tanda Tangani Pakta Integritas Netralitas Jelang Pilkada Serentak
Sebanyak 24 ribu pegawai ASN Pemprov Sulsel diharapkan dapat berperan dalam penanganan inflasi. Selain itu, tentunya ASN di kabupaten/kota.
Bahtiar memaparkan, secara umum di Sulsel inflasi year on year (y-on-y) 3,53 persen yang diambil dari sampel lima daerah, yakni Makassar, Palopo, Bulukumba, Parepare, dan Bone. Angka ini masih berada dalam sasaran nasional 3 plus-minus 1 persen.
"Sulsel berada di angka 3,53, masih batas toleran sampai 4. Kita termasuk masih bagus," kata Bahtiar.
Baca Juga : Penjabat Gubernur Sulsel Prof Zudan Apresiasi Pertumbuhan Ekonomi dan Pariwisata Kabupaten Gowa
Pertemuan ini untuk melihat masalah spesifik dari daerah yang memiliki potensi meningkatnya inflasi.
Selain itu, Bahtiar juga menyampaikan agar suplai stok beras tetap aman di Sulsel yang akan disimpan stok 5-10 persen.
"Diistilahkan, misalnya mau diperdagangkan di daerah lain, harus ada stok 5-10 persen. Ini sedang kita bicarakan teknis, untuk eksekusinya," ungkapnya.
Baca Juga : Penjabat Gubernur Prof Zudan Paparkan RPJPN Menuju Indonesia Emas 2045
Bahtiar mengatakan penanganan inflasi perlu melibatkan semua pihak. Bukan hanya pemerintah daerah, tetapi instansi yang terkait langsung dan tidak langsung. Diharapkan kebutuhan masyarakat untuk kebutuhan pokok ada dan selalu tersedia.
Ia juga menyampaikan Instruksi Mendagri ada enam upaya konkret dalam mengendalikan inflasi, yakni melaksanakan operasi pasar murah, sidak ke pasar dan distributor agar tidak menahan barang, bekerja sama dengan daerah penghasil komoditas untuk kelancaran pasokan, gerakan menanam, merealisasikan Belanja Tidak Terduga (BTT), dan dukungan transportasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Adapun upaya program pengendalian inflasi dilakukan mulai di hulu, antara, dan hilir. Mulai Program Mandiri Benih untuk komoditas padi dan jagung di Sulsel, urban farming, memperluas kerja sama antardaerah (KAD) terutama daerah surplus/defisit dalam menjaga ketersediaan suplai, optimalisasi penyerapan gabah, pengadaan cold storage, dan pelaksanaan pasar murah.
Baca Juga : Penjabat Gubernur Sulsel Prof Zudan Evaluasi Kinerja Organisasi Perangkat Daerah
"Harus ada tindak lanjutnya. Tadi saya mulai melakukan harmonisasi, komunikasi dengan kawan-kawan, melakukan pembagian tugas," jelasnya.