Pertama, peningkatan kapasitas produksi pangan untuk komoditas pengendali inflasi seperti cabai dan bawang merah, serta untuk mengurangi impor seperti kedelai, jagung, gula tebu, dan daging sapi.
Kedua, pengembangan pangan substitusi impor seperti ubi kayu, sorgum, dan sagu untuk substitusi gandum, serta domba/kambing dan itik untuk substitusi daging sapi. Ketiga, Peningkatan ekspor seperti sarang burung walet, porang, ayam, dan telur.
Mentan SYL mensyukuri berbagai capaian sektor pertanian pada tiga tahun terakhir. Setelah melalui upaya keras dengan melakukan penyesuaian berbagai strategi, program dan kegiatan ditengah pandemi Covid-19, hasilnya memperlihatkan bahwa sektor pertanian tetap konsisten tumbuh positif.
Sebagai contoh. pada triwulan II 2020, Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian tumbuh positif 16,24 persen (q to q) dan terus berlanjut pada 2022. Nilai Tukar Petani (NTP) terus membaik, bahkan pada penutupan tahun 2022 (Desember 2022) mencapai 109,0.
"Semoga peran penting sektor pertanian sebagai bantalan ekonomi nasional semakin nyata dalam menghadapi krisis pangan dunia ke depan," harap Mentan SYL.