Selasa, 27 Desember 2022 10:10

Ahli Kebencanaan: Banjir Makassar Bisa Dikategorikan Bencana Nasional

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Koordinator Kebencanaan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Cabang Makassar, Mukhsan Putra Hatta. (Foto: Nur Hidayat Said/Rakyatku.com)
Koordinator Kebencanaan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Cabang Makassar, Mukhsan Putra Hatta. (Foto: Nur Hidayat Said/Rakyatku.com)

"Sudah banyak korban terdampak, kalau saya, sudah bisa dijadikan berita bencana nasional. Jadi, nanti penanggulangannya nanti secara nasional juga," kata Mukhsan Putra Hatta.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Ahli kebencanaan, Mukhsan Putra Hatta, menilai banjir berulang yang terjadi di Kota Makassar bisa dikategorikan sebagai bencana nasional. Dengan demikian, diharapkan penanganannya akan lebih baik.

"Kalau sudah tiap tahun banjir, itu ada sesuatu. Apakah kemampuan DAS-nya (daerah aliran sungai) tidak mencukupi untuk pola debit air atau apa," kata Mukhsan kepada awak media di Makassar, Senin (26/12/2022) malam.

Koordinator Kebencanaan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Cabang Makassar itu menyebut, kejadian banjir di Makassar tidak wajar lagi karena makin sering terjadi dan dampaknya meluas.

Baca Juga : Pangdam Hasanuddin Kunjungi Korban Banjir dan Serahkan Bantuan Sembako

Selama 2022 ini, tercatat sudah tiga kali banjir besar, yakni pada Januari, November, dan Desember. Hal ini dinilai abnormal menurut teori perencanaan bangunan air, yakni umumnya terjadi dalam periode tahunan; dua tahun, lima tahun, atau lebih lama.

"Hampir tiap periode, tiap hujan, banjir. Ada hal lain terjadi. Apakah saluran tidak mampu menampung aliran air itu atau yang lain," tutur Mukhsan.

Mukhsan mencontohkan kawasan Blok 10 Perumnas Antang, Kecamatan Manggala. Di kawasan tersebut terdapat tiga saluran yang ujungnya menyatu ke Sungai Tallo. Saat curah hujan tinggi, saluran air meluap sehingga memicu banjir di permukiman sekitarnya.

Baca Juga : Santri Dukung Ganjar Sulsel Gercep Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Makassar

Menurutnya, saluran air yang tidak optimal lagi butuh normalisasi atau pembangunan kolam retensi atau hal lain yang bersifat teknis. Hanya, penindakan struktural seperti itu butuh biaya besar yang sulit dipenuhi pemerintah daerah.

"Sudah banyak korban terdampak, kalau saya, sudah bisa dijadikan berita bencana nasional. Jadi, nanti penanggulangannya nanti secara nasional juga," sebut dosen Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas) ini.

Dengan status bencana nasional, pemerintah pusat bisa menganggarkan dana penanganan struktural sesuai peruntukan. "Bukan berarti pemerintah kota tidak sanggup, tapi lebih baik jika pemerintah pusat yang menangani," imbuhnya.

Baca Juga : PMR SMA Islam Athirah Bukit Baruga Salurkan Bantuan Sembako Korban Banjir Makassar

Mukhsan juga mengusulkan solusi penanganan banjir di Makassar. Penting, kata dia, penanganan non-struktural berupa penguatan mitigasi banjir kepada masyarakat. "Yang perlu adalah bagaimana masyarakat tahu di mana mengungsi saat banjir, misalnya rumahnya terendam. Tinggal bagaimana masyarakat mempersiapkan diri," kata Mukhsan.

Mitigasi banjir, lanjutnya, saat ini makin mudah karena terbukanya akses informasi. Termasuk, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang rutin membagikan informasi prakiraan curah hujan sejak jauh hari.

"Data curah hujan sekarang sudah sangat jelas. Data sudah disebarkan 2-3 hari sebelumnya, jadi sekarang bisa siap-siap. Yang penting orang tahu ke mana mau mengungsi, jiwa dulu yang utama. Misalnya, ada perabot rumah yang penting, tahu diselamatkan ke mana," terangnya.

Baca Juga : Wali Kota Makassar Bawa Sembako hingga Air Bersih ke Lokasi Pengungsi Banjir

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar per 26 Desember 2022, jumlah rumah yang terdampak banjir di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Manggala, Tamalanrea, dan Biringkanaya tersebar di 19 kelurahan sebanyak 3.334 unit rumah dengan 9.167 jiwa atau 2.695 keluarga ikut terdampak.

Sementara, jumlah penyintas atau pengungsi di tiga kecamatan itu tercatat 1.668 jiwa atau 434 keluarga tersebar di 28 titik pengungsian sejak banjir melanda permukiman mereka pada 24-26 Desember 2022.

#banjir makassar #Mukhsan Putra Hatta #PII Cabang Makassar