Jumat, 28 Oktober 2022 23:33

Kenalkan Pertanian Ramah Lingkungan, Penyuluh Sulteng Dilatih Cara Pembuatan Biosaka

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) langsung melakukan praktik pembuatan biosaka dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) untuk Peningkatan Kompetensi Penyuluh Pertanian Aparatur Sipil Negara (ASN) di Aula Dinas TPH Sulteng, Kota Palu, Jumat (28/10/22).
Para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) langsung melakukan praktik pembuatan biosaka dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) untuk Peningkatan Kompetensi Penyuluh Pertanian Aparatur Sipil Negara (ASN) di Aula Dinas TPH Sulteng, Kota Palu, Jumat (28/10/22).

Ramuan biosaka dapat diolah sendiri sehingga biaya pembuatan mencapai 0 rupiah. Menurut penelitian, biosaka juga mampu menghemat biaya pupuk kimia 50-90 persen.

RAKYATKU.COM, PALU - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) melakukan pelatihan cara pembuatan ramuan biosaka.

Pelatihan dalam upaya meningkatkan kapasitas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Selain itu, memperkenalkan sistem pertanian ramah lingkungan dari bahan alam sekaligus menghemat penggunaan pupuk kimia.

Koordinator Kelompok Padi Irigasi dan Rawa, Direktorat Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Rachmat, mengatakan biosaka bukan pupuk, bukan pestisida. Akan tetapi, elisitor yang berperan sebagai signaling bagi tanaman tumbuh dan berproduksi lebih bagus, hemat pupuk kimia sintetis, mengusir hama penyakit, lahan menjadi lebih subur.

Baca Juga : Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran

"Biosaka memiliki kandungan hara makro-mikro rendah, tidak beracun bagi tanaman, kandungan hormon enzim, spora dan bakteri tinggi, mengandung PGPR (plant growth promoting rhizobacteria) bagus untuk pertumbuhan tanaman dan produksi," ucap Rachmat pada Bimbingan Teknis (Bimtek) untuk Peningkatan Kompetensi Penyuluh Pertanian Aparatur Sipil Negara (ASN) di Aula Dinas TPH Sulteng, Kota Palu, Jumat (28/10/22).

Selain itu, Rachmat menyebutkan bahwa ramuan biosaka dapat diolah sendiri sehingga biaya pembuatan mencapai 0 rupiah. Menurut penelitian, biosaka juga mampu menghemat biaya pupuk kimia 50-90 persen.

"Misalkan, petani normal pakai pupuk biasanya Rp3 juta per hektare per musim. Dengan penggunaan biosaka penggunaan pupuk berkurang, cukup Rp0,3-1,5 juta per hektare per musim," ucapnya.

Baca Juga : Pj. Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran atas Solusi Cepat Bagi Petani

Rachmat mengimbau kepada para penyuluh untuk mengenalkan lebih lanjut biosaka kepada penyuluh lainnya serta petani binaannya masing-masing. Hal ini untuk mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia. Diharapkan kesehatan tanah tetap terjaga dan produk pertanian yang dihasilkan pun aman untuk dikonsumsi.

"Biosaka dalam beberapa uji coba di berbagai lokasi terbukti dapat berperan meningkatkan produktivitas tanaman," ujar Rachmat.

Diketahui, bimtek yang diselenggarakan Dinas TPH Sulteng ini dibuka langsung Kepala Dinas TPH Sulteng, Nelson Metubun yang diikuti perwakilan PPL se-Sulteng sebanyak 50 orang.

Baca Juga : Halal Bihalal Kementerian Pertanian, Mentan Amran Bicara Cinta Membangun Pertanian Gemilang

Melalui Bimtek ini, PPL langsung melakukan praktik pembuatan biosaka dengan menggunakan alat dan bahan yang sangat mudah diperoleh di sekitar lahan pertanian.

#Kementerian Pertanian #Dinas TPH Sulteng