RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) membeberkan langkah-langkah untuk mencegah makin bertambahnya kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak, khususnya di Sulsel.
Sebagaimana diketahui, Dinkes Sulsel telah mengonfirmasi 8 kasus gagal ginjal akut anak di Sulsel, yaitu 6 kasus sebelum Agustus 2022 dan 2 kasus pada bulan Oktober 2022, dengan 2 orang dinyatakan sembuh, 1 orang masih dirawat di rumah sakit, sementara 5 lainnya meninggal dunia.
Kepala Dinkes Sulsel, Rosmini Pandini, mengimbau masyarakat agar berhati-hati dan melakukan pemantauan urine pada tiap anak-anak yang mengalami demam, apalagi demam yang disertai dengan gejala batuk, diare, dan sebagainya.
Baca Juga : Pemerintah Provinsi Terus Berupaya untuk Menurunkan Stunting di Sulsel
"Apakah jumlah berkurang, karena normalnya 3-8 kali buang air kecil dalam sehari atau kalau pakai pampers, setiap 3 jam diganti. Diharapkan kalau ringan kita bisa segera respons, kemudian kalau dia sudah sedang sampai berat harus ada cuci darah, baik itu peritoneal dialysis maupun hemodialysis. Itu yang penting, karena saat ini belum jelas apa yang menjadi penyebabnya, ini masih menjadi penelitian," kata Rosmini dalam keterangannya kepada wartawan di Press Room Kantor Gubernur Sulsel, Senin (24/10/2022).
Terkait dengan obat-obatan, khususnya jenis sirop yang dilarang untuk dipasarkan di apotek, Rosmini meminta masyarakat untuk tidak membeli obat tanpa resep dari dokter.
"Dibuat surat edaran bahwa setiap dokter wajib menulis (resep). Bukan sirop, tapi dipuyerkan. Obat-obat tersebut dilarang dijual di apotek, dilakukan pengawasan oleh Polri. Jangan sembarangan membeli obat, untuk menghindari risiko yang lebih besar. Sekarang ini, apotek juga sedang panik, tetapi demi keselamatan anak ditarik dulu untuk keamanan," jelasnya.
Baca Juga : Evaluator Kemendagri Sebut Kinerja Prof Zudan di Sulsel Sangat Baik
Rosmini menambahkan, selain edukasi, sarana kesehatan juga menjadi hal yang harus telah disiapkan ketika terjadi kasus.
"Ini, kan, cepat prosesnya. Jadi, begitu ada kejadian dirujuk ke dokter anak untuk diagnosa lebih jelas. Kemudian untuk yang di kabupaten dirujuk ke ahli ginjal anak di rumah sakit Wahidin," tambahnya.
Dia berharap, dengan langkah-langkah pencegahan yang disarankan oleh Dinkes Sulsel, masyarakat bisa tenang menyikapi penyakit tersebut.
Baca Juga : Enam Bulan Menjabat Gubernur Sulsel, Akademisi Unhas Puji Kepemimpinan Prof Zudan
"Caranya agar tenang, ketika anaknya demam bawa ke dokter ahli, kemudian jangan beli obat sendiri, pantau urinenya. Berikan dia ASI yang bagus, makanan yang cukup. Budayakan perilaku hidup bersih dan sehat," ucapnya.