Kamis, 20 Oktober 2022 20:34

Jenewa dan Unicef Ajak Media Ambil Peran Dalam Pencegahan Stunting

Syukur Nutu
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Jenewa dan Unicef Ajak Media Ambil Peran Dalam Pencegahan Stunting

"Stunting pada anak hanya bisa diketahui dengan pengukuran panjang dan tinggi badan anak yang disesuaikan dengan umur anak. Tidak bisa diterka-terka"

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Upaya untuk mencegah stunting terus diupayakan. Seperti yang dilakukan Yayasan Jenewa Madani Indonesia bekerja sama Unicef Indonesia.

Direktur Yayasan Jenewa Madani Indonesia, Surahmansah Said saat membuka Orientasi Media “Upaya Pencegahan Stunting Melalui Peningkatan Kapasitas Media di Provinsi Sulawesi Selatan” mengatakan, stunting merupakan program nasional. Sejak 2021, Unicef Indonesia telah memberikan dukungan untuk penguatan program gizi di Indonesia.

“Dukungan program gizi ini salah satunya di Sulsel. Salah satu program penguatan di sektor gizi adalah tentang stunting,” kata Surahmansah pada Kamis (20/10/2022).

Baca Juga : Pengusaha Malaysia Investasi Rp1 Triliun di Sulsel

Dalam upaya pencegahan stunting, Surahmansah menganggap perlu melibatkan media untuk memberikan edukasi kepada masyarakat.

“Media menjadi salah satu corong informasi bagi masyarakat agar program terkait stunting menjadi lebih terdengar dan bergerak massif,” tambahnya.

Sementara itu, Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Sulsel, Dr Djunaedi menyebut dibutuhkan komitmen dan kolaborasi bersama dalam penanggulangan stunting.

Baca Juga : Sulsel Masuk 5 Besar Provinsi Terbaik dalam Penerapan SPM

"Stunting pada anak hanya bisa diketahui dengan pengukuran panjang dan tinggi badan anak yang disesuaikan dengan umur anak. Tidak bisa diterka-terka. Berbeda dengan gizi buruk yang bisa langsung ditebak," kata Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas tersebut.

"Stunting terjadi karena kekurangan gizi dalam periode yang lama sehingga mengatasinya harus dilakukan dalam persiapan sedini mungkin," lanjutnya.

Sementar itu, Kepala Kantor UNICEF Perwakilan Sulawesi dan Maluku, Henky Widjaja mengatakan kondisi prevalensi stunting di Sulsel mengalami kemajuan. Pada 2019 Sulsel berhasil menekan prevalensi stunting dari 35 persen menjadi 30 persen.

Baca Juga : Terobosan Penjabat Gubernur Tekan Biaya Distribusi Barang di Sulsel

“Bahkan berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) bahwa Sulsel dari 30 persen turun lagi ke 27 persen. Menggapai nilai 14 persen ini pun dinilai masih sangat jauh, sehingga masih dibutuhkan dukungan, dan peran media pun dianggap penting dalam hal ini,” katanya.

Ia mengatakan peran media menjadi sangat penting dalam pengentasan stunting di Sulsel. Isu stunting yang diberitakan media-media dinilai bisa menjadi rujukan informasi dan mengedukasi masyarakat.

“Kita harapkan pemberitaan tentang stunting ini jadi lebih masif dan lebih jelas. Masyarakat bisa mengetahui bagaimana langkah strategis pemerintah untuk upaya penanganan. Masyarakat juga bisa mendapatkan informasi yang benar,” jelasnya.

#Pemprov Sulsel #UNICEF #stinting