RAKYATKU.COM, PAREPARE - Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta bekerja sama Melbourne University Australia menjadikan Kota Parepare sebagai pusat studi terkait pembangunan jalur kereta api di Sulawesi Selatan.
Penelitian kolaboratif itu bertajuk Assessment of Policy Coordination and Communication in the Development of the Makassar-Parepare Railway Line.
Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Parepare, Zulkarnaen Nasrun, mewakili Kepala Bappeda, Samsuddin Taha, menerima kunjungan Juwono Sumardjito dari Pustral Universitas Gadjah Mada bersama rombongan melakukan diskusi di Ruang Rapat Bappeda Parepare, Kamis (29/9/2022).
Baca Juga : Kinerja Baik Awasi Tata Ruang, Abdul Hayat Terima Penghargaan di HUT Sulsel
"Jadi, kami memfasilitasi tim Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM dalam rangka pengumpulan data/informasi untuk perumusan rekomendasi kebijakan pelaksanaan pembangunan jalur kereta api Makassar-Parepare," kata Zulkarnaen.
Salah satu kesimpulan diskusi, kata Zulkarnaen, adalah kepastian waktu proses pembebasan lahan dan pelaksanaan pembangunan rel kereta api di Parepare.
"Berdasarkan data awal, kebutuhan lahan sekitar 51 hektare dan panjang lintasan sekitar 10,3 km di Parepare," ucap Zulkarnaen.
Baca Juga : DPRD Kota Parepare Gelar Paripurna Penyerahan KUA PPAS TA 2025
Jalur kereta api Makassar–Parepare ini akan dibangun sepanjang kurang lebih 145 kilometer. Itu merupakan tahap pertama dari pembangunan jalur kereta api Trans-Sulawesi dari Makassar menuju Parepare.
Proses peletakan batu pertama pembangunan jalur kereta api lintas Makassar-Parepare dilakukan pada 18 Agustus 2014 di Desa Siawung, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dijadwalkan meresmikan proyek strategis nasional Kereta Api Makassar-Parepare segmen I pada akhir Oktober 2022. Segmen I jalur kereta api ini menghubungkan Stasiun Barru hingga Stasiun Maros sepanjang 71 kilometer.