Selain itu, kata Hasmir, pertanian organik lebih sehat karena pembudidayaannya tak pakai bahan kimia. “Harapannya, Mas Dinul ini bisa menjadi ikon buat proyek kita di Blok Pomalaa. Belum banyak yang seperti dia, apalagi memiliki kapasitas pendidikan yang bagus karena sarjana, sehingga pendekatan kita untuk mengubah mindsetnya itu lebih masuk ke generasi milenial,” ungkap Hasmir.
Dia menjelaskan, saat ini di Desa Lamedai sudah ada 23 petani yang ikut program PSRLB SRI Organik dengan lahan garapan seluas 3,4 Ha. Sementara, secara keseluruhan terdapat 54 petani yang ikut program tersebut di Blok Pomalaa.
Baca Juga : PT Vale IGP Morowali Raih Penghargaan Indonesia Corporate Sustainability Award 2024
Hasmir melanjutkan, saat ini timnya tengah menormalisasikan kesuburan tanah akibat akibat pemakaian kimiawi dari pertanian konvensional. “Harapannya di dua tahun ke depan produktivitas bisa mencapai 17-18 Ton/Ha,” imbuhnya.
Program PSRLB melalui metode SRI Organik telah dijalankan PT Vale sejak 2015. Program ini memprioritaskan tiga kawasan yang sangat dekat dari area operasional perusahaan.
PSRLB merupakan bagian dari Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) berkelanjutan. Alih-alih gencar memberikan bantuan donasi semata, PT Vale menerapkan PPM dengan pendekatan kolaboratif. Warga, pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, ikut andil dalam PPM. Pendekatan seperti ini bertujuan melahirkan relasi yang berkelanjutan dengan masyarakat, sehingga perseroan dapat maju dan sejahtera bersama warga di sekitarnya. (*)
Baca Juga : PT Vale Perkuat Komitmen Iklim lewat Kemitraan Produksi Nikel Net-Zero di COP29