Sabtu, 26 Februari 2022 08:48

50 Ribu Orang Mengungsi Imbas Invasi Rusia ke Ukraina

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Seorang perempuan dengan seorang anak dan seekor anjing berjalan di stasiun metro di Kyiv, Kamis (24/2/2022). (Foto: AFP/Daniel Leal)
Seorang perempuan dengan seorang anak dan seekor anjing berjalan di stasiun metro di Kyiv, Kamis (24/2/2022). (Foto: AFP/Daniel Leal)

Mayoritas pergi ke Polandia dan Moldova. Banyak lagi yang bergerak ke perbatasan.

RAKYATKU.COM - Puluhan ribu orang meninggalkan Ukraina dalam waktu dua hari imbas invasi Rusia sejak Kamis (24/2/2022).

"Lebih dari 50.000 pengungsi Ukraina telah pergi dari negara mereka dalam waktu kurang dari 48 jam. Mayoritas pergi ke Polandia dan Moldova. Banyak lagi yang bergerak ke perbatasan," kata Komisaris Dewan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi, Filippo Grandi, dalam pernyataan di Twitter, Jumat (25/2/2022).

Sejak Rusia memutuskan menyerang Ukraina, ledakan bom dan rudal memenuhi berbagai kota di negara itu.

Baca Juga : Donald Trump Desak Presiden Biden Akhiri Perang Ukraina Sebelum Mengarah ke Penggunaan Senjata Nuklir

Jumat (25/2/2022) dini hari, ledakan terdengar di Kiev, ibu kota Ukraina, membuat sirene waspada udara berbunyi di kota itu.

Pasukan Rusia juga dilaporkan mencoba memasuki Kiev lewat utara, tetapi pihak Ukraina mengklaim berhasil memukul mundur tentara Moskow di wilayah itu.

"Tentara Rusia berusaha untuk melewati kota utara Chernigiv--di mana mereka dipukul mundur oleh tentara Ukraina--untuk menyerang Kiev," kata militer Ukraina melalui pernyataan di Facebook seperti dikutip AFP.

Baca Juga : PM Inggris Janjikan 125 Senjata Anti-pesawat Saat Kuanjungi Kiev

Meski mendapatkan perlawanan dari militer Ukraina, pasukan Rusia berhasil masuk ke Kiev. Rusia dilaporkan bergerak dari arah timur laut, barat daya, dan utara untuk mengepung ibu kota negara itu.

Rusia juga mengklaim berhasil merebut lapangan terbang Hostomel, yang mana berada di wilayah barat daya Kiev.

Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa dengan perebutan lapangan terbang ini, pasukan mereka berhasil memblokir akses Kiev dari barat.

Baca Juga : Dmitry Medvedev: Rusia Sendiri Memerangi NATO dan Dunia Barat

Melihat situasi Ukraina yang kian terkepung, pemerintah meminta warga melaporkan pergerakan tentara Rusia dan membuat bom molotov untuk melawan.

Sementara itu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mendesak Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk berdialog demi mencegah perang terus terjadi.

"Saya ingin berbicara dengan Presiden Federasi Rusia sekali lagi. Ada pertempuran di seluruh Ukraina saat ini. Mari duduk di meja negosiasi untuk menghentikan kematian lebih banyak orang," ucap Zelensky dalam pesan video, Jumat (25/2/2022).

Baca Juga : Ledakan Guncang Ibu Kota Ukraina, Diduga Drone Kamikaze Rusia

Keinginan Ukraina sepertinya disambut baik oleh Rusia. Kremlin menyatakan siap mengirim perwakilan mereka ke Minsk, ibu kota Belarus, untuk berunding bersama pihak Ukraina.

"Melanjutkan permintaan Zelensky untuk membicarakan status netral Ukraina, (Presiden Rusia Vladimir) Putin akan mengirim perwakilan dari Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri, dan pemerintahannya untuk bernegosiasi dengan delegasi Ukraina," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov. (*)

#Perang Rusia Vs Ukraina