RAKYATKU.COM, WAJO - Keseriusan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo di bawah kepemimpinan Amran Mahmud-Amran (duo Amran) dalam memajukan desa patut diacungi jempol. Selama tiga tahun kepemimpinannya, jumlah desa yang dahulu masuk kategori tertinggal, kini makin berkurang.
Sesuai data terbaru, jumlah desa tertinggal di Wajo sisa tiga desa. Bahkan, 27 desa masuk kategori desa maju di Indonesia. Dua desa lainnya naik menjadi desa mandiri, yakni Desa Assorajang dan Desa Pakkanna.
Wakil Bupati Wajo, Amran, saat membacakan capaian keberhasilan Wajo pada refleksi tiga tahun kepemimpinan duo Amran, mengurai bahwa capaian ini berkat sinergitas dan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat.
Baca Juga : Propam Polda Lakukan Penegakan Ketertiban dan Disiplin di Polres Wajo
"Tentu hal ini tidak lepas dari kerja sama dan kerja keras para kepala desa yang berkolaborasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa sehingga desa yang ada di Kabupaten Wajo menjadi semakin baik dan mampu memenuhi sendiri kebutuhan masyarakat di wilayahnya," ujar Amran saat refleksi tiga tahun kepemimpinannya bersama Amran Mahmud yang digelar di RTH Taman Callaccu, Selasa malam (15/2/2022).
Amran mengungkapkan, perhatian Pemkab Wajo kepada pemerintah desa sebagai ujung tombak pelayanan publik juga terus dilakukan. Termasuk dalam mempermudah pelayanan kepada warga.
Selain peningkatan tunjangan perangkat desa sejak 2020 melalui APBDes, pada 2021 sebanyak 142 kepala desa dan 1.075 orang perangkat desa telah terkaver dalam BPJS Kesehatan.
Baca Juga : Kasat Narkoba Polres Wajo Berganti, Kini Dijabat AKP Prawira Wardany
Pada kesempatan itu, Amran juga Wakil mengungkapkan bahwa Wajo juga menjadi salah satu dari tiga besar kabupaten/kota di Sulawesi Selatan dengan indeks sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik dengan nilai indeks sebesar 2,42.
Selain itu, melalui koordinasi Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik telah hadir berbagai aplikasi layanan administrasi dan layanan publik dalam rangka percepatan pelayanan, antara lain aplikasi terkait pemantauan dan evaluasi perkembangan pandemi COVID-19, Cyber Hoax, Sistem Informasi Desa, dan Akun Desa di 128 desa. (*)