Kamis, 02 September 2021 23:21

Hindari Ujaran Kebencian, Pastikan Konten Tak Rugikan Orang Lain

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Hindari Ujaran Kebencian, Pastikan Konten Tak Rugikan Orang Lain

Empat narasumber tampil dalam seminar ini, masing-masing Dosen Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan dan Japelidi, Indah Wanerda; Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Mandar, Rahmat FA; Penulis Sejarah dan Kebudayaan Sulawesi, Jefrianto; serta CEO @dutabatikpalu dan Podcaster, Zakiyah Ramayanih.

RAKYATKU.COM, MAMUJU - Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 2 September 2021 di Mamuju, Sulawesi Barat.

Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema saat ini adalah “Mari Berbahasa yang Benar dan Beretika di Ruang Digital”.

Empat narasumber tampil dalam seminar ini, masing-masing Dosen Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan dan Japelidi, Indah Wanerda; Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Mandar, Rahmat FA; Penulis Sejarah dan Kebudayaan Sulawesi, Jefrianto; serta CEO @dutabatikpalu dan Podcaster, Zakiyah Ramayanih.

Baca Juga : Begini Penjelasan Kadiskominfo Makassar Soal Literasi Digital

Sementara, moderator yaitu Antasari selaku Aktivis Mafindo. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Acara dimulai dengan sambutan video Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. “Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri. Jadi, saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti dengan kesiapan-kesiapan pengguna internetnya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” kata Presiden.

Materi pertama dibawakan Indah Wanerda dengan tema “Digital Skill and Online Learning”. Menurut dia, platform yang banyak digunakan tenaga pendidik ketika menggelar pembelajaran daring, antara lain Whatsapp, Google, Zoom, serta Youtube. Namun, sejumlah masalah kerap ditemui dalam pelaksanaannya, mulai dari keterbatasan infrastruktur jaringan, hingga masih banyaknya guru yang belum paham teknologi.

Baca Juga : Kreatif Berjualan di Lokapasar

Selanjutnya, Zakiyah Ramayanih menyampaikan paparan berjudul “Hate Speech, Identifikasi Konten dan Regulasi yang Berlaku”. Ia mengatakan, ujaran kebencian merupakan tindakan komunikasi dalam bentuk provokasi, hasutan, atau hinaan baik secara individu maupun kelompok. Beberapa artis ataupun orang biasa telah terjerat proses hukum lantaran tulisannya di media sosial yang mengandung ujaran kebencian. "Jadi, harus ingat kalau membagikan konten di media sosial, pastikan dulu tidak merugikan orang lain," jelasnya.

Pemateri ketiga, Jefrianto, memaparkan tema “Membangun Digital Culture Lewat Kewargaan Digital”. Menurut dia, dunia digital memudahkan setiap orang dalam berkomunikasi, mempererat silaturahmi, dan membantu pembelajaran. Tapi, teknologi ini juga berdampak negatif seperti menghilangkan kesantunan, munculnya perundungan atau ujaran kebencian sehingga merenggangkan silaturahmi, serta memicu kemalasan dan budaya plagiat.

Adapun Rahmat FA, sebagai narasumber terakhir menyampaikan materi “Dunia Maya dan Rekam Jejak Digital”. Ia mengatakan, meskipun memberikan kemudahan, dunia digital berpotensi membawa ancaman berupa adanya upaya orang yang tak bertanggung jawab untuk merusak dan mencuri data, serta melakukan gangguan di dunia maya. Bahkan, ancaman keamanan digital juga bisa menjadi pintu masuk untuk kejahatan digital lainnya.

Baca Juga : Produktif di Era Internet, Manfaatkan Platform Digital untuk Tingkatkan Pemasaran

Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh Ansari. Para peserta tampak antusias dan mengirimkan banyak pertanyaan. Panitia memberikan uang elektronik senilai Rp 100.000 bagi 10 penanya terpilih.

Webinar literasi digital ini mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Salah satunya, Emilia Putri di Mamuju yang bertanya tentang banyak hujatan dalam konten atau video yang viral di media sosial, bagaimana cara antisipasi kebiasaan buruk tersebut. Menanggapi hal tersebut, Zakiyah Ramayanih bilang, saat ini banyak akun yang memancing komentar hujatan dari warganet untuk menaikkan popularitas. Sebaiknya, abaikan konten tersebut atau laporkan ke penyelenggara platform agar akunnya dinonaktifkan.

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.

Baca Juga : Dampingi Anak Berinternet, Ajarkan Kewaspadaan di Dunia Maya

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.

#Literasi Digital Sulawesi