Selasa, 18 Mei 2021 15:00

AS Jual Bom Berpemandu GPS Senilai USD735 Juta ke Israel, Raja Salman Telepon PM Pakistan

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
AS Jual Bom Berpemandu GPS Senilai USD735 Juta ke Israel, Raja Salman Telepon PM Pakistan

Senjata yang dijual AS ke Israel sebagian besar berupa bom Joint Direct Attack Munitions. Bom ini menggunakan pemandu GPS.

RAKYATKU.COM -- Bukannya mencegah perang, AS justru menyuplai senjata ke Israel. Tidak tanggung-tanggung, nilainya mencapai USD735 juta atau sekitar Rp10,5 triliun.

Pemerintah Joe Biden dilaporkan menyetujui penjualan senjata senilai USD735 juta ke Israel di tengah serangan Tel Aviv yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.

Dikutip dari Washington Post, keputusan untuk menyetujui penjualan itu dibuat pada 5 Mei. Sepekan sebelum kekerasan yang meningkat di Palestina dimulai.

Baca Juga : Kemenag dan Baznas kirim 10 Truk Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina

Tetapi persetujuan itu datang di tengah kritikan yang meningkat saat itu terhadap pengusiran warga Palestina yang direncanakan Israel dari daerah di Yerusalem Timur, dan penggerebekan berulang kali di Masjidilaqsa, masjid tersuci ketiga bagi umat Islam.

Keputusan untuk mengizinkan penjualan, yang sebagian besar terdiri dari bom Joint Direct Attack Munitions, telah memicu pertentangan di antara beberapa anggota Partai Demokrat. Termasuk anggota DPR Ilhan Omar.

"Akan sangat mengerikan bagi pemerintahan Biden untuk menyerahkan USD735 juta persenjataan bom berpemandu GPS ke Netanyahu setelah meningkatnya kekerasan dan serangan terhadap warga sipil," kata dia dalam sebuah pernyataan, mengacu pada Perdana Menteri Israel Netanyahu.

Baca Juga : Masyarakat Luwu Utara Kirim Donasi untuk Palestina

"Jika ini berhasil, langkah ini akan dilihat sebagai lampu hijau untuk eskalasi lanjutan dan akan melemahkan setiap upaya untuk menengahi gencatan senjata," tambah Omar.

Kementerian Kesehatan Palestina yang berbasis di Gaz melaporkan, hingga hari ini, setidaknya 212 warga Palestina telah tewas. Termasuk 61 anak-anak. Lalu, lebih dari 11.305 orang terluka.

Di Mana Raja Salman?

Baca Juga : Korban Tewas di Palestina Tembus 14 Ribu Orang, 5.600 Anak-anak

Bagaimana sikap Arab Saudi pada kekerasan yang sudah sepekan meningkat di Gaza? Raja Arab Saudi, Salman Bin Abdulaziz Al Saud telah mengecam tindakan Israel di Yerusalem dan tindakan kekerasan yang dilakukan di Masjidilaqsa.

Dikutip dari Saudi Gazette, Raja Salman sempat menelepon Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, pekan lalu. Raja Salman menegaskan, Arab Saudi mendukung rakyat Palestina dalam mengejar hak-haknya.

Namun, sejauh ini belum ada solusi pasti yang disebutkan terkait penyelesaian konflik yang kini makin memanas.

Baca Juga : Tidak Bertindak atas Kekerasan Israel Terhadap Palestina, FIFA Dikecam

Sebelumnya, sejumlah pemimpin dunia juga membahas kekerasan yang terjadi antara Israel dan Palestina. Di antaranya Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Erdogan mengatakan kepada Putin bahwa komunitas internasional perlu memberi "'pelajaran" kepada Israel. Ia berupaya untuk memobilisasi reaksi ini.

Erdogan juga menyerukan agar dikirimkannya penjaga perdamaian internasional ke wilayah tersebut untuk membantu melindungi Palestina. Bahkan hal ini sudah disampaikan Turki sejak 2018.

Baca Juga : Menag Terbitkan Edaran Aksi Solidaritas & Doa Bersama Untuk Palestina

Namun belum ada aksi berarti yang dilakukan dunia. Terakhir pernyataan sikap Dewan Keamanan PBB, yang dibahas Senin terkait penghentian kekerasan diblokir AS.

#Raja Salman #Israel #palestina