RAKYATKU.COM -- Anregurutta Haji (AGH) Sanusi Baco meninggalkan sejuta kenangan. Tutur katanya yang lembut begitu melekat di hati masyarakat Sulawesi Selatan.
Kepergian Pak Kiai, begitu biasa disapa, terkesan mendadak. Dia hanya mengeluh sakit perut sejak Jumat pagi (14/5/2021).
Irfan, salah seorang putra Sanusi Baco, mengatakan ayahnya sakit di rumah. Mereka lalu memanggil tim medis ke rumah.
Baca Juga : Kakanwil Kemenag Sulsel Usulkan Almarhum AGH Sanusi Baco Sebagai Bapak Moderasi Beragama
"Berdasarkan keterangan tim medis, bapak mengalami kolik abdomen," kata Irfan.
Kolik abdomen adalah nyeri hebat pada perut yang sifatnya hilang timbul. Karena kian parah, keluarga akhirnya membawa Pak Kiai ke Primaya Hospital.
Rupanya penyakit itulah yang menjadi akhir hidup Pak Kiai. Dia mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 20.00 wita.
Baca Juga : Gantikan AGH Sanusi Baco, Prof KH Najamuddin: Jangan Paksa Saya Kalau Melawan Aturan
Selama Ramadhan, Pak Kiai masih aktif mengikuti salat tarawih berjemaah di masjid. Meski harus salat dalam keadaan duduk di atas kursi.
Pada Jumat malam, Pak Kiai sempat dijenguk pelaksana tugas Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman di kediamannya Jalan Kelapa Tiga, Makassar.
Mengenakan baju koko dan peci, Sudirman datang ke rumah AGH Sanusi Baco usai salat magrib. Setelah menerima kabar kondisi kesehatan ulama Sulsel tersebut terganggu.
Baca Juga : Takziah AGH Sanusi Baco di Masjid Raya, UIM Akan Hadirkan Ulama dan Tokoh Nasional
Andi Sudirman melihat langsung kondisi Sanusi Baco yang terbaring dengan jarum infus. Tampak keakraban saat mereka berbincang. Andi Sudirman berharap AGH Sanusi Baco bisa kembali pulih.
Andi Sudirman juga mengajak masyarakat mendoakan AGH Sanusi Baco bisa segera sembuh. Bahkan, Andi Sudirman menawarkan kepada pihak keluarga agar AGH Sanusi Baco bisa mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.
Tanda-Tanda Husnul Khatimah
Baca Juga : Fakta Baru Wafatnya AGH Sanusi Baco: Pak Kiai Sempat Bermimpi pada Jumat Malam
AGH Sanusi Baco meninggal karena sakit perut. Ada beberapa hadis yang mengaitkan sakit perut dengan syahid. Antara lain seperti berikut ini:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Orang yang mati syahid ada lima, yakni orang yang mati karena tho’un (wabah), orang yang mati karena menderita sakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang mati karena tertimpa reruntuhan dan orang yang mati syahid di jalan Allah.” (HR. Bukhari, no. 2829 dan Muslim, no. 1914)
Dari ‘Abdullah bin Busr radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang terbunuh di jalan Allah (fii sabilillah) adalah syahid; orang yang mati karena wabah adalah syahid; orang yang mati karena penyakit perut adalah syahid; dan siapa yang mati di jalan Allah adalah syahid.” (HR. Ahmad, 2:522. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth dan ‘Adil Mursyid menyatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Baca Juga : Kakanwil Kemenag Sulsel Cerita Pertemuan Terakhirnya dengan AGH Sanusi Baco
Dari Jabir bin ‘Atik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang-orang yang mati syahid yang selain terbunuh di jalan Allah ‘azza wa jalla itu ada tujuh orang, yaitu korban wabah adalah syahid; mati tenggelam (ketika melakukan safar dalam rangka ketaatan) adalah syahid; yang punya luka pada lambung lalu mati, matinya adalah syahid; mati karena penyakit perut adalah syahid; korban kebakaran adalah syahid; yang mati tertimpa reruntuhan adalah syahid; dan seorang wanita yang meninggal karena melahirkan (dalam keadaan nifas atau dalam keadaan bayi masih dalam perutnya, pen.) adalah syahid.” (HR. Abu Daud, no. 3111. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)