Jumat, 14 Mei 2021 21:01

Cek Masjid Dalam Peta di Xinjiang China, Eh Muncul Empat Preman: Tidak Pernah Ada Masjid di Sini

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Masjid Jiaman di Hotan, China. (FOTO: REUTERS)
Masjid Jiaman di Hotan, China. (FOTO: REUTERS)

Jumlah masjid di China semakin berkurang. Banyak orang Muslim beribadah di rumahnya masing-masing.

RAKYATKU.COM - Ada yang aneh di Xinjiang, China. Sejumlah masjid yang terdaftar dalam peta, diduga telah beralih fungsi.

Wartawan Reuters sempat mengecek salah satu lokasi yang dikabarkan sebagai Masjid Jiaman di kota Qiara. Sesampai di sana, ternyata hanya ada tembok tinggi dan sejumlah tanda propaganda Partai Komunis.

Hanya berselang beberapa menit setelah wartawan datang, Jumat (14/5/2021), empat pria berpakaian preman muncul dan mengambil posisi di sekitar lokasi. Mereka menutup gerbang terdekat dengan wilayah tempat tinggal.

"Tidak pernah ada masjid di situs ini," kata salah seorang di antaranya tanpa menyebutkan identitasnya.

Mereka juga melarang wartawan mengambil foto. Katanya, memotret adalah tindakan ilegal.

Bangunan dengan empat sudut terlihat dalam citra satelit untuk umum pada 2019. Sebuah logam kotak berwarna biru terletak di tempat kubah masjid. Namun tidak ada informasi apakah saat pengambil gambar merupakan tempat ibadah.

Namun pihak berwenang Xinjiang membantah adanya situs keagamaan yang dihancurkan dan meminta melaporkan.
"Kami mengambil sejumlah tindakan untuk melindunginya," kata juru bicara pemerintah Xinjiang, Elijan Anayat soal masjid akhir tahun lalu.

Sementara itu pada Rabu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying mengatakan sejumlah masjid dihancurkan dan beberapa lainnya ditingkatkan dan diperluas. Umat muslim juga bisa melakukan ibadah secara terbuka baik di rumah dan masjid.

Dia juga ditanya soal pembatasan pihak berwenang pada jurnalis yang mengunjungi wilayah itu. Namun Hua Chunying mengatakan wartawan harus mengusahakan lebih keras memenangkan kepercayaan rakyat China dan memberikan laporan secara objektif.

Dalam kunjungan selama 12 hari terakhir bulan Ramadhan, Reuters mengunjungi dua lusin masjid di tujuh kabupaten Xinjiang Barat Daya dan Tengah. Namun menemukan perbedaan pernyataan pemerintah dan kenyataan di lapangan.

Kebanyakan masjid yang dikunjungi nyatanya telah dihancurkan, baik sebagian atau bahkan seluruhnya.

Seorang wanita Han, yang pindah dari kota Hotan enam tahun lalu dari China pusat mengatakan muslim yang ingin beribadah bisa melakukannya di rumah. Menurutnya tidak ada lagi orang yang beribadah di masjid.

"Tidak ada muslim lagi muslim yang seperti itu di sini. Hidup di Xinjiang sangat indah," kata dia.

Namun ada juga masjid yang tidak dihancurkan, bahkan direstui untuk diperlihatkan kepada publik. Ini untuk diplomat dan wartawan yang melakukan kunjungan, seperti Masjid Jiaman di Hotan.

Namun, menurut seorang pejabat setempat yang ingin dipanggil Ade, mengatakan ini semua dibayar oleh partai. Selama wartawan di sana, aktivitasnya memang berbeda dari masjid sebelumnya.

Di sana terlihat lusinan pria dan sebagian besarnya lanjut usia datang untuk melakukan ibadah saat senja. Lalu mereka melakukan buka puasa yang telah disediakan oleh pemerintah.