RAKYATKU.COM - Sebuah laporan medis tentang kematian Diego Maradona yang diberikan kepada tim jaksa menyatakan, selama lebih dari 12 jam Maradona tidak menerima perawatan memadai.
Mendiang Bintang sepak bola legendaris Argentina masih bisa hidup jika dirawat di rumah sakit secara benar. Suatu panel medis telah bekerja selama dua bulan untuk menyusun laporan yang ditulis oleh lebih dari 20 dokter itu.
"Laporan medis ini menunjukkan bahwa tim dokter Maradona membiarkannya tergantung pada nasibnya. Laporan ini membuktikan bahwa tempat di mana Maradona tinggal ketika ia mengembuskan napas terakhir tidak layak untuk pemulihannya," ujar kuasa hukum bagi perawat Dahiana Madrid, Rodolfo Baque, dikutip dari AP, Kamis (6/5/2021).
Baca Juga : Leandro Paredes dan Cristian Romero Antar Argentina Menang 2-0 atas Indonesia
Baque menambahkan, laporan itu membuktikan bahwa Maradona bukan meninggal karena ambulans terlambat 25 menit, tetapi karena tidak ada ambulans atau peralatan medis di tempat itu.
"Laporan ini membuktikan bahwa saat kematiannya adalah saat ia dinyatakan meninggal, tetapi penderitaan Maradona dimulai setidaknya 12 jam sebelum ia meninggal. Itu berarti setidaknya saat tengah malam,” ujarnya.
Maradona, yang membantu tim sepak bola Argentina memenangkan Piala Dunia pada 1986, dianggap sebagai salah satu pemain sepak bola terhebat yang pernah ada.
Baca Juga : Jordi Amat dan Lionel Messi Siap Reuni di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta
Dokumen laporan medis itu makin memperumit pembelaan tujuh orang yang sedang diselidiki dalam kasus itu, termasuk pakar bedah otak Leopoldo Luque dan psikiater Agustina Cosachov. Keduanya bekerja untuk Maradona.
Sumber: AP, VOA Indonesia