RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Ramadan tahun ini telah memasuki hari ke-10. Lebaran Idulfitri pun makin dekat. Namun, seperti tahun lalu, pemerintah kembali mengeluarkan kebijakan larangan mudik Lebaran.
Kebijakan yang dimaksudkan untuk mencegah penyebaran COVID-19 ini mendapat tanggapan beragam dari masyarakat.
Oleh organisasi angkutan darat (organda), kebijakan ini akan sangat memberi dampak bagi masyarakat yang selama ini menggantungkan hidup pada jasa angkutan umum.
Baca Juga : 1.464 Pemudik Sulsel Dites Antigen di Perbatasan, Begini Hasilnya
"Ini akan sangat merugikan khususnya angkutan daerah seperti bus antar kabupaten," kata Ketua Organda Makassar, Zainal Abidin, Kamis (22/4/2021).
Dia mengatakan, Organda pun dengan senang hati ingin berkontribusi membantu pemerintah untuk mencegah penyebaran COVID-19. Namun, di sisi lain, jika para pengusaha angkutan darat tidak beroperasi lagi, otomatis tidak akan ada penghasilan untuk mereka.
"Kami sangat dukung program pemerintah dengan alasan untuk hentikan penyebaran COVID, tapi perlu dipertimbangkan. Bagaimana para sopir menafkahi sekeluarga sementara hanya itu pekerjaannya," sebutnya.
Baca Juga : Perpanjangan Penyekatan, Polda Sulsel Lakukan Tes Antigen di Perbatasan
Olehnya itu, untuk meringankan beban para sopir di tengah larangan mudik tersebut, pihaknya pun berharap ada bantuan dari pemerintah.
Di Sulsel, kata diam untuk angkutan umum resmi (pelat kuning), ada sekitar 400 unit bus yang beroperasi antar kabupaten, sementara kendaraan roda empat jenis lainnya sekitar 1.000 unit.
"Kami minta jika bisa diberikan bantuan langsung tunai selama larangan tersebut diberlakukan. Jangan sampai kita berupaya cegah corona sementara penyakit kelaparan yang datang karena tidak ada sumber pendapatan," tambahnya.