RAKYATKU.COM - Lubang raksasa berdiameter 4 meter tiba-tiba muncul di Walmer Street, Manchester, Inggris, pada 20 Januari 2021 pukul 9 malam waktu setempat. Lubang itu menelan mobil dan bangunan bertingkat.
Sementara di Skotlandia, lubang raksasa muncul dan memutus jalur pantai yang menghubungkan Dysart dan West Wemyss pada 4 Februari 2021. Sementara pada awal Maret, lubang pembuangan di Cumbria runtuh, dan menelan seorang petani yang tengah mengendarai sepeda di atasnya. Beruntung dia bisa diselamatkan oleh petugas pemadam kebakaran dan langsung dilarikan ke rumah sakit.
Lubang raksasa juga dilaporkan muncul di Napoli pada 8 Januari 2021 pukul 06.30 pagi. Lubang sedalam 20 meter dengan lebar 50 meter itu muncul di tempat parkir mobil Rumah Sakit Ospedale del Mare. Menelan sebagian besar area parkir hingga menyebabkan pemadaman listrik dan memaksa penutupan pelayanan kesehatan untuk pasien Covid.
Baca Juga : Peluru Depleted Uranium Sudah Ada di Ukraina, Rusia Kutuk Keputusan Inggris
Menurut peneliti, munculnya lubang raksasa merupakan peristiwa yang lazim terjadi jika dikaitkan dengan kondisi saat ini. Secara global, setiap kenaikan suhu 0,1 derajat Celsius, jumlah lubang meningkat 1-3 persen.
Di Napoli, jalan runtuh juga cukup sering terjadi. Lebih dari 190 lubang raksasa telah terbentuk dalam rentang waktu 1915 hingga 2010, dan terjadi dua hingga empat insiden besar per tahun.
Baru-baru ini, sebuah studi yang dilakukan para peneliti di Napoli mengidentifikasi ada sembilan gereja bersejarah yang berisiko terdampak tanah amblas dan 57 lagi dalam potensi risiko bencana tanah runtuh. Peristiwa tanah amblas ini disebut Sinkhole.
Baca Juga : Pangeran Harry Akan Hadiri Penobatan Raja, Meghan Tetap di California
Sinkhole terjadi secara alami ketika kandungan mineral di bawah permukaan tanah secara bertahap tergerus air hujan hingga membentuk rongga dan cukup untuk membuat tanah di atasnya jatuh. Fenomena ini semakin lazim terjadi karena campur tangan manusia.
Pembangunan yang semakin masif, penambangan atau penggalian tanah, konstruksi yang dibangun secara serampangan, dan perubahan iklim yang membuat curah hujan lebih tinggi menyebabkan peningkatan potensi tanah amblas. Ironisnya, kebanyakan orang tidak terlalu memikirkan kondisi tanah sekitar.
Banyak manusia mendirikan bangunan kokoh dengan mengeksploitasi tanah untuk mendapatkan sumber mineral atau air di bawahnya. Padahal, tanah adalah sistem yang kompleks dan terstruktur, ia terdiri dari berbagai komponen yang berhubungan satu sama lain--batuan, mineral, bakteri, dan tumbuhan.
Baca Juga : PM Inggris: China Menimbulkan Tantangan yang Menentukan Zaman Bagi Tatanan Dunia
Mengganggu salah satu komponen, berarti meningkatkan risiko kerusakan tanah, termasuk terbentuknya lubang raksasa.
Peneliti kemudian mengambil contoh bagaimana lubang raksasa muncul di tempat parkir Rumah Sakit Ospedale del Mare, Napoli. Rumah sakit tersebut diketahui dibangun di atas batu yang disebut phonolitic tephrite. Ini adalah batuan berpori dan rapuh dengan warna abu-abu kekuningan.
Pada masa Romawi, batu ini kerap dipakai untuk konstruksi bangunan. Penggalian selama berabad-abad menyebabkan terbentuknya jaringan rongga yang kompleks di bawah Napoli. Rongga-rongga tersebut menopang lapisan tanah bagian atas yang dibangun oleh perkantoran.
Baca Juga : Prancis Unggul 1-0 Dari Inggris di Babak Pertama
Tanah lapisan atas kaya akan kalsium secara alami berinteraksi dengan karbon dioksida dan atmosfer untuk menghasilkan karbonat. Tanah lapisan atas ini dilanda badai selama tiga hari pada Desember 2020. Butuh waktu lima hari bagi air banjir untuk meresap ke dalam tanah sehingga menghilangkan karbonat, melonggarkan rongga dan memicu terbentuknya lubang.
Jika tanah alami direkayasa menjadi tanah pondasi untuk bangunan dan jalan dengan memadatkan dan memasang bahan kimia seperti semen dan beton ke dalam tanah, maka pori-pori alami di dalam tanah bisa rusak. Faktor-faktor inilah yang memicu terbentuknya lubang raksasa.
sumber: kumparan