Selasa, 26 Januari 2021 17:42

Jasa Pembelanja Pribadi Makin Dibutuhkan Semasa Pandemi COVID-19

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Jasa sebagai pembelanja makin dibutuhkan karena orang tidak mau berisiko tertular virus.

RAKYATKU.COM - Sudah tiga tahun ini Baidatu Lawal alias Ebay, ibu tiga anak, berprofesi sebagai personal shopper.

Dia membantu orang, yang dengan beragam alasan, tidak bisa atau tidak mau pergi sendiri ke toko. Mereka meminta jasa orang-orang seperti Ebay untuk mendapatkan kebutuhan.

"Sukanya tuh di situ. Kerjanya tidak terikat," ucap Ebay.

Dalam hampir 10 tahun ini, bermunculan perusahaan penyedia jasa personal shoppers. Perusahaan-perusahaan ini menawarkan jasa berbelanja apa saja, mulai dari bunga, hadiah yang dibungkus indah, pakaian, alat-alat rumah tangga dan kantor, barang-barang elektronik, kosmetik, bahkan vitamin dan obat.

Pandemi COVID-19 membuat perusahaan jasa belanja, seperti Instacart, yang dibentuk pada 2012, berkembang dan semakin popular.

Pemesanan melalui perusahaan ini, yang dengan mudah diakses melalui aplikasi ponsel, naik sampai 350 persen, mengantarnya dengan cepat go public.

Instacart, yang berbasis di San Fransisco, awalnya menyediakan hanya jasa berbelanja di pasar swalayan, tetapi lalu berkembang melayani belanja di toko-toko lain.

Perusahaan itu kemudian membuka kesempatan bagi orang-orang untuk bekerja sebagai personal shopper. Kesempatan itu diambil Ebay dan Destafana Azhari alias Desta. Keduanya tinggal di Virginia.

“Yang menentukan kita sendiri. Kalau mau menghasilkan lebih banyak, kerjalah. Ambil order yang lebih banyak,” tukas Ebay.

“Bisa mendapat penghasilan yang lumayan meskipun pandemi,” kata Desta.

Menurut Desta, yang terjun menjadi personal shopper sejak awal pandemi, jasa sebagai pembelanja makin dibutuhkan karena orang tidak mau berisiko tertular virus.

Mereka tidak mau ke luar rumah, apalagi ke tempat umum yang ramai seperti pasar swalayan, sekalipun untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari.

Ia juga melihat alasan lain, semakin banyak orang memilih tidak mempunyai mobil sehingga mengandalkan jasa personal shopper yang bisa mengantar barang-barang sampai di depan pintu.

“Dia (pembeli) bisa santai di rumah, mungkin bisa mengurusi pekerjaan yang lain, atau dia work from home, sehingga dia tidak bisa pergi berbelanja,” tambah Desta.

Ebay melepas pekerjaan tetapnya supaya lebih leluasa mengurus keluarga. Desta mengaku lebih senang menjadi pekerja lepas. Era digital, menurutnya, membuka banyak peluang gig worker.

“Sambil menunggu pilihan yang lebih baik, ini satu-satunya yang memungkinkan kita bisa survive dalam masa pandemik karena penghasilannya bagus. Lumayan," katanya.

“Untuk sementara, sepertinya ini yang lebih fleksibel waktunya. Makanya saya lanjutkan,” ujar Ebay.

Ebay dan Desta mengaku tidak malu menjadi pembelanja pribadi. Desta melihatnya sebagai sarana berolahraga karena mau tidak mau ia harus menyelusuri lorong-lorong pasar swalayan atau naik tangga untuk membawa belanjaan sampai ke depan pintu pembeli. Ebay senang karena kegemaran berbelanja malah menghasilkan uang.

Hasil kerja personal shoppers diberi peringkat, yang dinilai dari kecepatan, layanan ekstra, misalnya menawarkan alternatif untuk barang yang tidak tersedia, atau kesediaan bekerja di luar jam kerja yang umum.

“Kita menjual customer service,” papar Ebay.

Rating yang baik memungkinkan mereka lebih sering mendapat tawaran kerja, dan sesekali mendapat tambahan tips atau bonus dari pemakai jasa maupun dari instacart. Ebay, misalnya pernah mendapat tips tambahan $100 dari orang yang menggunakan jasanya.

“Alhamdulillah,” pungkasnya.

Sumber: VOA Indonesia

#personal shopper #pembelanja pribadi