RAKYATKU.COM - Pemerintah Yunani menghentikan vaksinasi COVID-19 untuk para pejabat senior negara. Hal ini lantaran ulah sebagian dari mereka yang berswafoto alias selfie usai mendapat suntikan.
Aksi mereka dikritik keras dari serikat perawat dan oposisi karena dianggap tidak peka.
"Selfie (vaksinasi) ini salah. Simbolisme seputar masalah ini telah habis pada tingkat tertinggi dan tidak diperlukan lagi," kata Aristotelia Peloni, seorang wakil juru bicara pemerintah, kepada radio swasta Parapolitika seperti dikutip dari Euronews, Sabtu (2/1/2021).
Baca Juga : Pesawat Maskapai Ukraina yang Membawa Amunisi Jatuh di Yunani, 8 Orang Tewas
Rencananya, 126 pejabat senior Yunani akan menerima vaksin dari Pfizer-BioNTech. Akan tetapi, hal ini dihentikan setelah 66 pejabat menerima suntikan.
"Para menteri kabinet dan sekretaris jenderal mereka telah mengantre untuk selfie dengan vaksin, sementara dokter, perawat, dan pekerja lini depan lainnya mungkin harus menunggu giliran hingga akhir musim panas untuk mendapatkan vaksinasi,” kata pemimpin oposisi sayap kiri, Alexis Tsipras.
Yunani telah mencatat hampir 4.700 kematian sejak awal pandemi dan lebih dari 135.900 infeksi yang dikonfirmasi, menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC).
Baca Juga : Gebyar Vaksin Covid-19, Pemkab Gowa Siapkan Doorprize Puluhan Sepeda Motor
Mayoritas negara anggota UE memulai kampanye vaksinasi mereka pada 27 Desember atau enam hari setelah vaksin Pfizer-BioNTech disetujui oleh European Medicines Agency (EMA).
Peluncuran vaksin telah dikoordinasikan oleh Komisi Eropa yang mengirimkan pengiriman pertama dari sekitar 10 ribu dosis vaksin ke semua 27 negara anggota pada 26 Desember. Pengiriman 200 juta dosis pertama vaksin Pfizer-BioNtech harus diselesaikan sebelum September 2021.
Vaksin kedua yang dikembangkan oleh Moderna diharapkan disetujui oleh EMA pada 6 Januari. Komisi telah membeli 80 juta dosis untuk negara-negara anggota dengan opsi untuk meminta jumlahnya digandakan.
Baca Juga : Pria Ini Divaksinasi 90 Kali demi Jual Kartu Vaksin Palsu
Sumber: Euro News