RAKYATKU.COM - Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud, mengatakan pihak berwenang Arab Saudi butuh upaya ganda untuk menggelar ibadah haji secara terbatas tahun ini.
Dia mengatakan hal itu setelah keluar dari rumah sakit usai menjalani operasi kantong empedu.
Ibadah haji tahun ini hanya diikuti oleh 10 ribu jemaah yang sudah berada di Arab Saudi, menyusut dibanding pelaksanaan ibadah 2019 yang diikuti 2,5 juta jemaah dari seluruh dunia.
Baca Juga : Kemenag Minta Jemaah Umrah Tinggalkan Arab Saudi Sebelum 29 Zulkaidah
"Menyelenggarakan ibadah (haji) di bawah bayang-bayang pandemi, mengharuskan mengurangi jumlah jemaah, tapi mengharuskan sejumlah badan pemerintah untuk melakukan upaya dua kali lipat," kata Raja Salman yang berusia 84 tahun itu, dalam pernyataannya seperti dikutip dari AFP.
Pernyataan Raja Salam itu dibacakan oleh penjabat menteri media Majid Al-Qasabi dan disiarkan oleh televisi pemerintah.
"Penyelenggaraan haji tahun ini dibatasi hanya untuk jemaah dalam jumlah yang sangat terbatas dari berbagai negara. Hal itu untuk memastikan ibadah dilaksanakan hingga selesai mesti dalam situasi sulit," katanya.
Baca Juga : Masih Ada 26 Jemaah Haji Indonesia 1444 H Dirawat di RS Arab Saudi
Pidato Raja Salman itu untuk memperingati hari raya Iduladha dan dibacakan satu hari setelah raja meninggalkan rumah sakit setelah dirawat selama 10 hari karena menjalani operasi pengangkatan kantong empedu.
Raja Salman mengatakan, pihak berwenang menerapkan "pencegahan kesehatan skala tertinggi" selama pelaksanaan ibadah Haji.
Para jemaah, yang semuanya sudah menjalani tes Covid-19, diwajibkan mengenakan masker dan mematuhi aturan menjaga jarak aman.
Baca Juga : Satu Jemaah Haji Pulang ke Tanah Air Usai Jalani Perawatan di Arab Saudi
Dalam ritual terakhir ibadah haji, yaitu melempar jumrah, Jumat (31/7/2020), pihak berwenang Arab Saudi menyediakan batu-batu kerikil yang sudah disanitasi untuk melindungi dari Covid-19.
Protokol kesehatan ketat itu tampaknya berhasil karena Kementerian Kesehatan Arab Saudi melaporkan tidak ada kasus infeksi Covid-19 di tempat suci itu pada Rabu (29/7/2020) atau Kamis (30/7/2020).
Sumber: VOA Indonesia