RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Sejumlah Ketua DPD II Golkar se-Sulsel, kumpul-kumpul, di Trans Mall, Makassar, Minggu, 15 Maret 2020.
Hadir Taufan Pawe (Ketua Golkar Parepare), Andi Fahsar Padjalangi (Ketua Golkar Bone), Andi Kaswadi Razak (Ketua Golkar Soppeng), Ichsan Iskandar (Ketua Golkar Jeneponto), Viktor Datuan Batara (Ketua Golkar Tana Toraja).
Darwis Bastama (Ketua Golkar Pinrang), Armin Mustamin Toputiri (Plt Ketua Golkar Palopo), Zulkarnain Z Latief (Plt Ketua Golkar Sinjai), Hoist Bachtiar (Plt ketua Golkar Gowa), Fahruddin Rangga (Plt Ketua Golkar Takalar). Hadir juga anggota DPR RI, Andi Rio Padjalangi dan mantan bendahara Golkar Sulsel, Rusdin Abdullah
Hoist mengatakan, pertemuan itu, tentunya membahas soal rencana Musda Golkar Sulsel, yang akan digelar dalam waktu dekat.
"Itu pertemuan kedua oleh beberapa pimpinan Partai Golkar daerah. Sebagai respons akan ditinggalkan oleh Pak Nurdin Halid yang memilih ke DPP," ungkap Hoist Bachtiar, Senin (17/3/2020).
Dalam pertemuan yang telah berulang tersebut, juga membahas nasib partai berlambang beringin tersebut. Pasalnya, saat ini Golkar dianggap redup.
Hoist juga menyebut, pertemuan itu, juga mendiskusikan kriteria kader partai yang dianggap pas untuk menakhodai Partai Golkar Sulsel yang akan datang.
"Kami mendiskusikan upaya-upaya apa yang bisa kita lakukan, untuk menghentikan keterpurukan partai Golkar di Sulsel. Yang mana, dalam empat Pemilu terakhir, selalu merosot perolehan kursinya di DPRD Sulsel," jelasnya.
Dikatakan mantan legislator Sulsel ini, demi masa depan Golkar yang lebih baik, pimpinan DPD II Golkar itu, mendorong pemilihan ketua nanti dilakukan dengan terbuka.
"Sistem orde baru disebut tak tepat diberlakukan di dalam partai Golkar. Kami tidak ingin/menolak menempuh cara-cara menentukan pimpinan partai kami secara sembunyi-sembunyi. Di ruangan tertutup dan berlomba-lomba membuat surat dukungan kepada salah satu calon tertentu, seperti di zaman orde baru," tambahnya.
Hoist mengatakan, sebagai partai besar, kader Golkar memiliki keharusan untuk tunduk pada partai. Dimana kepentingan partai di atas kepentingan perseorangan.
"Bagi kami, loyalitas kader Partai Golkar itu mutlak pada kepentingan partai bukan pada person. Siapapun dia, dan sehebat apapun dia. Jadi sesimpel itulah 'nafas pergerakan perubahan' yang kami lakukan," ucapnya.
Kendati demikian, dalam pertemuan tersebut, belum ada satu nama yang akan didorong pada Musda Golkar Sulsel.
"Belum ada nama. Baru kesepakatan," pungkasnya.