Senin, 06 Januari 2020 07:30

Pria Ini Sajikan Kopi Campur Sperma untuk Pujaan Hatinya

Ibnu Kasir Amahoru
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Pria Ini Sajikan Kopi Campur Sperma untuk Pujaan Hatinya

Hubungan asmara tak selamanya sesuai harapan. Banyak yang berakhir tak bahagia, seperti yang dialami seorang pria di Korea.

RAKYATKU.COM - Hubungan asmara tak selamanya sesuai harapan. Banyak yang berakhir tak bahagia, seperti yang dialami seorang pria di Korea.

Mahasiswa sekolah pascasarjana ini tega memberikan secangkir kopi yang telah dicampur dengan air ludah dan spermanya.

Mulanya, keduanya pertama kali bertemu saat mereka belajar di laboratorium riset yang sama. Dari situ, muncul benih-benih cinta. 

Akhirnya, si pria memutuskan untuk menyatakan perasaannya pada April 2018. Namun sayang, sang pujaan hati ternyata tidak mau membalas cintanya.

Penolakan ini sangat menyakiti hati si pria. Hingga, dia memutuskan untuk membalas dendam dengan memberikan kopi menjijikan tersebut.

Tak tanggung-tanggung, dia telah memberikan kopi air liur dan sperma kepada si wanita sebanyak lebih dari 50 kali dalam kurun waktu 10 bulan.

Hingga pada Januari 2019, teman sekelas pria ini mengetahui perihal kopi balas dendam ini. Namun, hal ini tidak membuatnya berhenti melakukan balas dendam. Bahkan selain kopi, dia juga menumpahkan sperma ke lipstik dan sikat gigi wanita malang itu.

Selain itu, dia juga nekat masuk ke kamar si wanita saat mereka sedang menghadiri suatu konferensi dan menginap di hotel yang sama. Di sana ia mencuri pakaian dalam, mengundung foto pribadi si wanita.

Singkat cerita, dilansir Koreaboo, pria itu akhirnya diseret ke pengadilan setelah perilaku jahatnya dilaporkan oleh teman sekelasnya. Pada persidangan kedua, 11 Desember 2019 lalu, pengadilan menjatuhi tuntutan 3 tahun penjara.

Namun, tuntutan tersebut bukan atas melakukan pelecahan seksual melainkan atas perbuatan pencurian dan penyerangan. Hal ini membuat warganet kaget.

Menurut pengadilan Korea Selatan, kekerasan seksual adalah aksi seksual yang dilakukan kepada seseorang. Sedangkan, mencampurkan sperma ke kopi tidak dapat dihitung sebagai perilaku kekerasan seksual.