RAKYAKU.COM - Kementerian Pertanian (Kementan) dan Pemerintah Daerah NTT memiliki komitmen untuk menjalankan Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks).
Hal tersebut ditandai dengan ditandatangani Nota Kesepahaman tentang peningkatan populasi dan produksi, dalam rangka percepatan ekspor komoditi peternakan antara Kementan melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan Gubernur Provinsi NTT.
Menurut Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), kesepakatan ini didasari adanya keinginan bersama dengan mensinergikan potensi, tugas, fungsi dan kewenangan dan program yang ada.
"Kita sepakat bekerjasama untuk mewujudkan peningkatan populasi dan produksi dalam rangka ekspor komoditi peternakan. Apalagi NTT merupakan salah satu lumbung ternak sapi Nasional dan Kabupaten Kupang merupakan salah satu daerah penyuplai terbesar kebutuhan protein hewani," kata Syahrul usai melepas Ekspor Komoditi Pertanian dan Pengiriman Sapi di Pelabuhan Tenau, Kota Kupang, Sabtu (14/12/2019).
Kebutuhan daging sapi nasional menurut SYL, sangat tinggi sehingga memerlukan dukungan dari daerah-daerah penghasil ternak sapi, dalam upaya pemerintah mewujudkan ketahanan pangan untuk komoditas daging sapi.
Upaya ini tidak sebatas hanya pada kemampuan dalam menyediakan pangan yang cukup bagi masyarakatnya saja tetapi juga harus disertai dengan peningkatan kualitas konsumsi pangan masyarakat yang berbasis sumberdaya lokal.
“Kita perlu menggerakkan seluruh sumber daya yang dimiliki termasuk kontribusi daerah dalam pembangunan peternakan," ungkap SYL.
Lebih lanjut SYL menjelaskan, Kementan menegaskan komitmen NTT untuk mampu meningkatkan produksi komoditas peternakan antara lain sapi potong dan unggas minimal 7% pertahun yang artinya terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja subsektor peternakan dan kesehatan hewan.
"Kami mendukung pembangunan pertanian di NTT. Oleh karena itu, sarana prasarana dan pengembangan komoditas menjadi prioritas. Tapi harus sesuai dengan agroklimat dan ekosistem agar bisa berkembang," ujar SYL.
Sektor pertanian, menurut SYL memiliki peranan strategis di dalam pembangunan nasional untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi yang mengacu dengan arah kebijakan jangka menengah pembangunan pertanian nasional.
Untuk itu, Gubernur NTT, bertekad menjadikan peternak NTT menjadi raja di negeri ini. "Kami mengharapkan peternak rakyat kedepan menguasai daging premium dan Indonesia tidak lagi mengimpor daging premium" ungkap Viktor.